Cicak Kering di Cirebon, Ekspor ke China, Omzet Sehari Sampai Rp15 Juta

Cicak Kering di Cirebon, Ekspor ke China, Omzet Sehari Sampai Rp15 Juta
Foto: detik.com
0 Komentar

sumedangekspres– Cicak kering asal Cirebon sudah ekspor ke China. Yang melakukan bisnis tersebut ialah Sugandi, warga Desa Kertasura, Kecamatan Kapetakan.

Bisnis cicak kering Cirebon ini hingga ekspor tersebut, sudah dilakoni oleh keluarga Sugandi pada tahun 1996 dan terus berkembang hingga pada saat ini.

Sejak saat itu, keluarga Sugandi menjadi pengolah cicak basah yang diolah sehingga kering dan diekspor dari Cirebon ke China.

Baca Juga:Kecelakaan di Klayan Cirebon, Polisi Cari CCTV di Sekitar Lokasi KejadianFakta Otopsi Ulang Brigadir Joshua : Pamit Untuk Pergi Selamanya Meminta Vera Cari Pria Lain dan Diingatkan Kapolri

Adapun bahan baku cicak basah didatangkan dari pengepulan di wilayah Cirebon juga Kabupaten Indramayu dan Karawang, diproses menjadi cicak kering di kediaman Sugandi.

“Semua yang bisnis cicak keluarga saya. Belum ada orang luar,” ujar Sugandi, kepada Radar Cirebon di kediamannya, belum lama ini.

Untuk 1 kilogram cicak basah tersebut, harganya Rp52 ribu. Usai dikeringkan, dijual Rp380 ribu/kg untuk grade A. Untuk grade B Rp280 ribu/kg.

Penentuan grade A dan B didasari dari keutuhan tubuh cicak. Misalnya utuh tanpa ekor putus, dan tubuhnya lurus, masuk kategori grade A.

Sedangkan Grade B untuk yang ekornya putus. Biasanya, hal itu terjadi saat cicak diburu dan berusaha melindungi diri.

“Kalau pengepul dari Cirebon, berapapun saya terima. Hitungan ons hingga kilogram saya hargai dengan uang. Karena mereka setiap hari datang,” katanya.

Berbeda dengan pengepul dari luar kota, hitungannya per kwintal, dan biasanya barang datang 3 hari sekali.

Baca Juga:Dua Pelaku Pembegalan di MGT Diringkus, Polisi Membeberkan ModusnyaOknum Guru Pemeran Video Mesum Diancam Akan Diberhentikan

Setiap hari rata-rata ia menerima cicak basah seberat Rp150 kilogram. Itu, masih kata Gandi, jauh berkurang. Dibanding beberapa tahun silam, yang mencapai 1 ton/hari.

Dia tak membatasi kuota cicak. Berapa pun banyaknya akan dibeli. Cicak yang baru diterima langsung dimasukkan ke lemari pendingin. Menghindari proses pembusukan.

Biasanya, cicak diburu menggunakan lem tikus. Yang direkatkan pada ujung benda panjang seperti kayu. Bukan saja cicak yang biasa menempel di dinding.

Tapi, kata Gandi, cicak-cicak yang ditemui di perkebunan yang banyak merayap di tanah. Tak ada kriteria cicak khusus.

Meski sudah puluhan tahun melakoni bisnis cicak kering yang diekspor dari Cirebon ke China, namun Sugandi tidak mengetahui pemanfaatannya. Meski ada yang bilang untuk kosmetik hingga obat.

0 Komentar