sumedang, CISITU – Ibu rumah tangga di Dusun Bakom, Desa Linggajaya, Kecamatan Cisitu, menginginkan kampung wilayahnya menjadi kampung sentra panganan opak.
Pasalnya, sebagian besar warga Dusun Bakom, terutama para ibu rumah tangganya, adalah perajin opak.
Kendati panganan opak banyak didapat di daerah lainnya di Sumedang, namun produksi opak hanya dilaksanakan oleh individu. Berbeda dengan di Dusun Bakom, opak hampir diproduksi oleh semua ibu rumah tangga.
Baca Juga:Hari Remaja Internasional, Latih BerorganisasiBerantas Rokok Ilegal, Satpol PP Harus Bertindak Tegas dan Humanis
“Produksinya pun kami setiap hari karena membuat opak sudah jadi lahan usaha kebanyakan warga kampung Bakom,” ujar warga setempat Mimin, baru-baru ini.
Menurutnya, sebenarnya belum banyak yang tahu bahwa opak produksi Dusun Bakom sudah laku dipasaran. Karena, opak Bakom dipasarkan dari individu ke individu. Kalaupun dijual ke pasar belum ada label kemasan.
“Kemasannya hanya diplastikin polos. Sehingga, pembeli di pasar-pasar tak tahu bahwa opak itu di produksi orang bakom,” katanya.
Perajin lainnya, Eris mengaku usaha produksi panganan opak sudah dari turun-temurun. Sampai saat ini produksinya mampu menghasilkan 4000 biji opak per minggu.
“Ya variasi per orangnya, kalau dijumlahin semua opak buatan warga Bakom bisa ribuan perharinya,” ungkap Eris.
Untuk harga, menurutnya, opak Bakom dijual dengan harga relatif murah.
“Karena kami belum punya merk. Jadi mungkin masih murah, paling tidak untuk satu bungkus yang berjumlah 100 biji opak saja kami hanya jual dengan Rp30.000, itu biasanya untuk harga ke pasar,” ucapnya. (eri)