sumedang, WADO – Pengidap penyakit Tuberkulosis (TBC) harus memiliki optimisme untuk sembuh. Dorongan optimisme dari pengidap akan mempercepat kesembuhan penderita TBC.
Selain dari pengidap, dorongan semangat dari pihak keluarga, memiliki peranan penting dalam membantu proses kesembuhan penderita.
“Rasa optimis itu sangat penting bagi penderita TBC. Rasa optimis akan menjadi obat tersendiri untuk penyembuhan,” ujar Kepala Puskesmas Wado, Eka Damayanti, Minggu (14/8).
Baca Juga:SMK YPPS Terapkan Poin-poin IKMSMPN 2 Sumedang Kolaborasikan Kurtilas dan IKM
Eka menyebutkan, pengidap Tuberkulosis memang memerlukan perlakuan khusus, terutama dari pihak keluarga. Selain melakukan pendampingan, keluarga juga harus telaten dalam mengurus berbagai kebutuhannya serta perilaku dalam kesehariannya.
“Keluarga harus mau bekerja keras melakukan pendampingan. Misal menjaga pola makan penderita, pola istirahat, pola olahraga serta pola interaksi di lingkungan,” katanya.
Kata Eka, dalam berinteraksi baik di rumah maupun di lingkungan, penderita Tuberkulosis diharapkan selalu menggunakan masker, membuang dahak di tempat wadah tertutup atau tidak sembarangan membuang dahak.
“Dan penting hindari merokok dan makanlah dengan makanan yang bergizi serta menerapkan etika batuk, mulut ditutup tisu atau menggunakan siku saat batuk,” tuturnya.
Eka menjelaskan saat ini angka kesembuhan para pengidap TBC di wilayah Wado sangat tinggi.
Berdasarkan data, di wilayah Wado terdapat suspek TBC sebanyak 168, orang yang diobati sejumlah 50 orang dan berhasil sembuh 18 orang.
Dalam penanganan penyakit TBC, kata Eka, saat ini sedang gencar dilakukan strategi penemuan kasus TBC melalui penemuan aktif secara intensif dan masif berbasis keluarga dan masyarakat.
Baca Juga:Teruskan Perjuangan Demi Tercapainya Tujuan Bangsa, Ribuan Anggota Pramuka Ikuti Jambore KewilayahanKampung Karuhun Berikan Promo Bagi Pemilik Nama Agus
“Salah satu kegiatannya dengan pelacakan dan investigasi kontak. Pelacakan ditujukan pada orang-orang yabg kontak dengan penderita, misal yang serumah, satu ruangan di tempat kerja,” ucapnya.
Eka mengatakan, dalam Investigasi kontak tersebut dapat dilakukan oleh petugas kesehatan dibantu kader dan pengawas minum obat.
Fungsi investigasi kontak itu sendiri untuk meningkatkan penemuan kasus dan mencegah penularan TBC di masyarakat. (eri)