sumedang, TANJUNGKERTA – Tokoh masyarakat Sumedang KH Sadulloh menanggapi kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu.
Menurutnya, seperti kebanyakan masyarakat, dirinya merasa kurang tepat kalau pemerintah menaikkan harga BBM saat ini. Karena, masyarakat baru pulih dari pandemi covid 19.
“Menurut saya, saat ini rakyat belum cukup kuat untuk menerima kenaikan berbagai kebutuhan pokok akibat kenaikan BBM. Ya, karena mereka baru pulih,” ujar Sa’dulloh kepada Sumeks, Selasa (6/9).
Baca Juga:Kenaikan Tarif Angkot Jangan Lebih 30 PersenKenaikan BBM Persulit Petani
Pria yang juga Pengasuh Ponpes Al Hikammussalafiyah itu mencontohkan, banyak pedagang yang tidak bisa berdagang selama dua tahun karena pandemi. Sekarang mereka baru mau mulai dagang lagi dan perlu modal tidak sedikit, sekarang sudah dihadapkan dengan kenaikan BBM.
“Sepertinya pemerintah kurang peka terhadap kondisi ekonomi masyarakat setelah pandemi,” tegasnya.
Ditegaskan, masyarakat termasuk dirinya menduga kenaikan BBM ini kemungkinan hanya untuk menutup defisit APBN yang sebagian besarnya dinikmati oleh orang-orang yang secara ekonomi sudah mapan.
“Ya, mungkin untuk menaikkan gaji ASN dan untuk gaji pensiunan ASN dan DPR. Mereka ini kan secara ekonomi sudah cukup mapan dengan gaji yang sekarang, kenapa mesti dinaikkan lagi,” tegasnya.
Jadi, kata dia, kenaikkan BBM ini menyenangkan bagi sebagian kalangan, tapi akan menyengsarakan rakyat kecil.
Karena, lanjut dia, kenaikkan BBM pasti akan diikuti dengan kenaikan harga barang kebutuhan pokok.
Menurutnya, seharusnya yang perlu dilakukan pemerintah saat ini adalah menurunkan kesenjangan gaji pegawai tertinggi dengan yang terendah.
Baca Juga:Pemda Sumedang Lakukan Penjajakan Kerjasama dengan Denmark, Terkait Pengelolaan SampahPergantian Ketua Umum PPP, Uu: Pergantian Itu Wajar
“Coba saja lihat di BUMN. Direksinya bergaji ratusan juta, sementara pegawai terendahnya hanya digaji jutaan rupiah saja. Termasuk di ASN, terlalu lebar kesenjangannya,” jelasnya.
Sehingga, lanjut dia, ketika terjadi kenaikkan harga BBM, pasti tidak akan berdampak pada mereka yang punya gaji tinggi, tapi akan menyengsarakan bagi masyarakat yang berpenghasilan kecil. (atp)