sumedang, KOTA – Untuk Program Transformasi Sekolah Simpati (PTSS) yang diluncurkan Dinas Pendidikan Sumedang, SMPN 3 Sumedang sangat mendukung. PTSS sendiri merupakan proses perubahan pola pikir manusia dalam pembelajaran dari cara tradisional ke teknologi digital yang lebih canggih.
Hal itu disampaikan Kepala Sekolah SMP 3 Sumedang Wawan Waryana M MPd kepada Sumeks, beberapa waktu lalu.
“Kembali kepada masa pandemi Belajar Dalam Rumah (BDR) dimana tadinya sekolah itu melarang ke anak-anak itu menggunakan HP, pada saat pandemi justru diharuskan. Bahkan, semacam evaluasi-evaluasi tes ataupun ulangan pun pada saat itu kan menggunakan HP,” katanya.
Baca Juga:Gebot Cup II, Ajang Silaturahmi AtletDLHK Sumedang Berikan Bantuan Sapras Melalui PIK
Sekarang, lanjut Wawan, setelah masa pandemi usai dan diharapkan untuk selamanya tidak ada lagi pandemi, dirinya mendapat arahan baik dari Kadisdik langsung ataupun dari para Pengawas Pembina Sekolah.
“Sekarang Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sudah 100%, sudah boleh tatap muka keliling. Kita jangan kembali kepada metode-metode tradisonal yang dulu,” katanya .
Wawan menjelaskan secara kasarnya, jangan karena dulu HP dilarang sekarang dilarang lagi. “Bahkan menurut saya silahkan teruskan itu gunakan, sistem-sistem digital itu karena itu termasuk kepada salah satu Program Transfornasi Sekolah Simpati (PTSS),” katanya.
Wawan berharap pendapatnya sama setiap sekolah, karena mendengar ada beberapa sekolah di Sumedang yang sekarang itu melarang lagi penggunaan HP.
“Sehingga, informasi tersebut sampailah kepada rekan-rekan kami, bapak dan Ibu Guru dan SMPN 3 Sumedang. Ada yang mengusulkan kepada saya untuk melarang lagi penggunaan HP, karena pertimbangan bapak ibu guru untuk dilarang lagi membawa HP yang katanya banyak disalah gunakan oleh siswa dan dengan dasarnya sekolah lain juga sudah dilarang. Itu tidak saya terima untuk diterapkan dan saya tidak mau ada pembanding dengan sekolah lain seperti itu,” katanya.
Dikatakan, ketika bapak ibu guru tadi mengusulkan untuk larangan membawa HP seperti itu, tidak dikabulkan.
“Kepada mereka saya katakan kita lah sebagai tenaga pendidikan (guru) yang harus lebih ketat dan efisien dalam memonitor anak-anak. Agar, minimalnya di sekolah HP itu jangan sampai disalahgunakan. Untuk hal ini jangan sampai HPnya dilarang, jadi tetap kita jangan kembali ke jaman dulu, kita sekarang ini dimasa digital. Jadi hp itu harus dimanfaatkan,” paparnya.