Prof Muchtaridi menegaskan kasus yang tengah ramai saat ini penyebabnya bukanlah parasetamol, melainkan adanya kandungan etilen glikol dan dietilen glikol dalam obat sirup tersebut.
Selanjutnya, glikoaldehida dioksidasi lagi menjadi gliko oksalat atau glikolat. Glikolat berubah menjadi gliko oksalat.
Asam gliko oksalat berbau lagi dan mengalami karboksilasi menjadi asam oksalat di dalam darah. Kemudian, asam oksalat larutannya di dalam tubuh sangatlah buruk.
Baca Juga:Pengembang di Pondok Daud Masih Belum Menyerahkan LahanTiga Santri Hikamussalafiyyah Juara di MTQ ke XXIX Nasional
“Jika asam oksalat mengkristal, bentuknya itu seperti jarum tajam. Ketika beredar pelarutannya kecil bertemu kalsium dalam tubuh atau tulang membentuk kalsium oksalat dan mengendap di ginjal dan empedu,” terangnya.
Menurutnya, penemuan peneliti ini kristal tadi melukai ginjalnya ialah kristal kalsium oksalat. Dan, ini sudah diteliti merupakan racun seluler yang bisa sebabkan gagal jantung juga asidosis bila larut air.
“Efeknya depresi sistem saraf pusat, maka dikenallah batu ginjal,” katanya.
Prof Muchtaridi menyebut ginjal anak-anak bentuknya kecil sehingga potensi terpapar kalsium oksalat tinggi dan kemungkinannya fatal ialah kematian.
“Saya tegaskan, permasalahannya bukan karena parasetamolnya. Parasetamol itu analgesik antipiretik yang paling aman. Bahkan, ibu hamil kalau demam pakai parasetamol dan anak demam memakai parasetamol,” ucapnya.
Ketika disinggung apakah ada pengganti parasetamol, dia menyebut ada misalnya ibuprofen.
Namun, dia mewanti-wanti bila demam tinggi terindikasi karena demam berdarah, maka bisa menjadi lebih parah kondisinya karena sel darah merah akan turun lantaran mengganggu pada parafin dalam darah.
“Saya khawatir dengan isu ini orang berubah menjauhi parasetamol,” tandasnya.
Disebutkan, kalau masyarakat takut dengan sirup, ya, kenapa dokter enggak balik lagi dengan puyer digerus ditambah pemanis misal madu atau air gula.
Baca Juga:Karyawan RS UKM Dipecat, Kuasa Hukum Adukan Nasib ke DisnakerHendak Menyalip, Seorang Pemuda Meninggal Terlindas Truk di Jatinangor
“Intinya, parasetamol enggak bahaya. Itu obat yang ribuan tahun termanfaatkan untuk antipiretik analgesik yang aman, penurun panas, dan pereda rasa nyeri yang aman,” katanya.
Prof Muchtaridi memberikan imbauan pada masyarakat untuk tak takut pada parasetamol. Ketika anak demam, paling aman ialah parasetamol dipuyerkan dengan dosis yang ada.