Meski mempunyai hubungan yang baik, tetapi ternyata Rudolf Tobing sempat memiliki selisih paham dengan sang pria berinisial H.
“Ada calon target yang atas nama H, dulunya kawan pelaku. Tapi ada berselisih paham sehingga bermusuhan dengan pelaku,” ujar Hengki kepada wartawan pada Sabtu, 22 Oktober 2022.
Polisi tidak menyebutkan secara jelas mengapa akhirnya Rudolf Tobing dan H bisa sampai berselisih paham.
Baca Juga:Ridwan Kamil Lantik Dikdik S. Nugrahawan sebagai Penjabat Wali Kota CimahiGubernur Jabar Resmikan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle
Akan tetapi sang pelaku disebut semakin geram ketika mengetahui Icha dan H bertemu dalam satu lingkaran pertemanan yang sama.
Rudolf mengetahui pertemuan itu setelah melihat media sosial dari para korbannya, ketiganya kedapatan sedang merayakan hari raya Natal bersamaan.
“Pelaku (Rudolf) melihat media sosial dan lihat foto-foto di media sosial bahwa calon korban atas nama H, I, dan S masih bersama saat merayakan Natal ataupun kegiatan-kegiatan lain secara bersama,” tukasnya.
“Pelaku merasa lebih sakit hati lagi dan berniat menghabisi ketiganya,” ucap Hengki menambahkan.
Dikonfirmasi oleh Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga, awalnya Rudolf menargetkan H sebagai korban yang pertama yang akan ia bunuh.
Rudolf awalnya menghubungi adik H dan mengatakan bahwa dirinya ingin memberikan ‘kejutan’ ke sang kakak. Namun, rencananya tak digubris oleh adik H.
“Pelaku pertama kali menargetkan calon korban bernama H, lalu pada saat itu pelaku mencoba menghubungi adik korban,” ujar AKBP Indrawienny.
Baca Juga:Wagub Jabar Launching Logo dan Maskot Pekan Paralimpik Daerah IV Jabar 2022Hafiz Faturrahman Adik Irwansyah Masuk DPO, Hubungi Nomor Ini Jika Ketemu
“Kemudian pelaku bilang ke adik calon korban ini bahwa pelaku akan memberikan surprise kepada calon korban,” sambungnya.
Maka dari itu, Rudolf setelahnya mengalihkan target pembunuhannya langsung ke korban bernama Icha.
Alasan Rudolf lebih memilih Icha sebagai korban yang akan dibunuhnya daripada S, karena berdasarkan pada kedekatan pelaku dengan korban.
“Pelaku cukup tahu bagaimana Saudari I karena mereka pernah satu rekan komunitas dan pernah melakukan siaran bareng,” tegas Indrawienny Panjiyoga.
“Lalu pelaku tahu Saudari I kalau pelaku mengajak podcast pasti Saudari I akan mengiyakan,” tuturnya menambahkan.