“Disini harus relevan supaya antara Prodi dengan Universitas itu selaras, pasnya yaitu memiliki Akreditasi Unggul dan itu menjadi kebanggaan atau harga diri dari UPI itu sendiri,” terangnya.
Ketiga, kata dia, keunggulan ini tidak hanya bagi mahasiswa, tidak hanya bagi lembaga, tetapi juga sebagai Civitas Akademika yang ada di UPI Kampus Sumedang, sebuah Kamda yang bisa mewujudkan kinerja perangkatnya, mulai daripada Dosen kemudian juga Tendik. Lulusannya juga memiliki sebuah Prodi Lembaga Kependidikan yang Unggul.
“Ini merupakan sebuah kelembagaan bagi Civitas Akademika untuk UPI Kampus Sumedang. Itu yang saya kira menjadi tujuan kita mencapai atau kita ingin menggapai Akreditasi Unggul merupakan suatu perjuangan. Sudah hampir 20 tahun dan persiapan kita tidak hanya dalam waktu sebulan dua bulan, tapi persiapan kita sampai satu tahun terakhir ini setelah covid berakhir itu tahun 2021. Semua pekerjaan kita konsentrasikan untuk menggarap Akreditasi,” jelasnya.
Baca Juga:Jabar Raih Penghargaan ‘Jabar Provinsi Investor Syariah’Pemda Provinsi Luncurkan Pion Jabar
“Alhamdulillah kekompakan dari para dosen Prodi PGSD Penjas, mulai dari Dosen senior, Dosen yang yunior semuanya kompak bersatu, terutama Dosen – dosen muda. Karena, letak kinerja bagi dosen senior cukup mensupport dengan data-datanya. Sementara pekerjaan oleh dosen – dosen muda, sehingga kita bisa kerjasama ya di antara berbagai elemen untuk menyatu, baik itu dari Prodi PGSD Penjasnya sendiri maupun dengan bidang-bidang yang lain. Misalkan dengan kasi Akademi kemahasiswaan, dengan kasi SDM serta Keuangan,” tegasnya.
Dikatakan, kalau tidak bisa menyatu atau kalau tidak berkolaborasi mana mungkin dokumen-dokumen Akreditasi bisa diisi dengan relevan sesuai dengan keinginan, sesuai dengan ketentuan yang sudah digariskan oleh Lamdik. Juga, dukungan luar biasa dari Standar Prosedur Mutu (SPM) yang mana sangat mumpuni dukunganya. Karena, dana -dana untuk kegiatan Akreditasi itu ditanggung SPM semuanya. Seperti untuk pendaftaran ke Lamdik dari UPI sendiri melalui SPM.
“Dimana kita mengandalkan dana buat operasional di lapangan itu dari Rencana Keuangan Anggaran Tahunan (RKAT) Prodi yang sangat terbatas. Jadi saya pikir kalau masalah keuangan RKATnya Prodi Penjas itu paling minim. Namun dengan keminimam itu rekan-rekan memahami seluruhnya, bahwa ini kita harus kerja keras. Sehingga yang saya banggakan adalah dosen-dosen muda yang bekerja tidak mengenal hari libur. Bahkan sampai malam hari, betul-betul mereka bekerja secara full,” terangnya.