Dr. Ahmad Yani menerangkan, kalaupun misalnya mahasiswa itu masih merasa tidak cocok lagi, itu ada lagi alternatif yang lain, yaitu mahasiswa membuat sendiri. Itu juga boleh, tapi harus buat Panduan atau semacam Proposal yang dikonsultasikan dengan pihak Prodi, diketahui oleh Dekan atau Wakil Dekan, Direktur atau wakil Direktur.
“Itu sah sebagai pedoman untuk dirinya, dan biasanya ini tidak bisa sendirian tapi harus berkelompok, satu kelompok itu sekitar 10 sampai 11 orang Mahasiswa. Kalau tidak bisa, nanti bisa konsultasi dengan kami di Divisi Kurikulum, seperti apa bentuknya, yang jelas harus ada Mitranya, ada Dosen pembimbingnya. Jadi kegiatan yang bisa dilaksanakan oleh tingkat mahasiswa yang dibuat sendiri oleh mahasiswa, contohnya seperti kewirausahaan, itu boleh,” tandasnya.
Dr. Ahmad Yani menuturkan0 apa yang dikatakan dirinya, dari kegiatan Universitas, kegiatan Prodi, kegiatan mahasiswa, itu semua direplikasi. Artinya dibuat modifikasi. Memodifikasi sendiri dengan mengacu pada kegiatan MBKM di tingkat Nasional, jadi tidak melanggar aturan, tidak bikin sendiri seperti apa.
Baca Juga:Bekali Mahasiswa Akutansi Siap Bekerja di Era Transformasi DigitalHari Kesehatan Nasional Ke- 58: Bangkit Indonesiaku, Sehat Negeriku
“Kita selalu mereplikasi ke Kementerian. Dan MBKM Kementerian setelah dipelajari secara saksama, itu sangat positif, dan UPI termasuk yang sangat akomodatif-responsif. Seperti kemarin juga ada kegiatan permintaan dari Kementerian untuk menjadi tuan rumah dalam sosialisasi Kampus Mengajar, kami sangat respon dan senang, mereka dari Kementrian hanya minta 50 orang Mahasiswa, kami sediakan 200 orang mahasiswa,” terangnya.
Kata dia, di sini UPI ingin membuktikan bahwa pihaknya responsif terhadap kebijakan itu. UPI memiliki Gen, dan Gen-nya itu adalah Pendidikan. Kelihatannya itu akan banyak didukung oleh para senior dan junior juga, tetap dalam koridor UPI sebagai universitas pendidikan.
“Cuma ini masih benih, Gen yang masih harus ditumbuhkembangkan. Keinginan saya yang memang sudah diisukan di tingkat para pimpinan, seharusnya UPI sebagai universitas pendidikan itu harus mengembangkan juga industri pendidikannya, misalnya menyediakan media pembelajaran, media digital. Dan di sekolah-sekolah itu yang memasok beragam media itu dari luar negeri, seperti dari Cina, dari Singapura, atau dari tempat yang lainnya,” paparnya.