sumedang, KOTA – Kepala daerah berikut ASN-nya harus mempunyai ‘mental pembalap’. Artinya harus bisa berani ‘menyalip di tikungan’ agar memenangkan sebuah balapan.
Istilah tersebut diungkapkan Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang Herman Suryatman saat berbicara di hadapan 62 bupati dan walikota dalam acara Penandatanganan Komitmen Bersama Implementasi Platform Kolaboratif Indonesia Digital Services Living Lab di Kampus United in Diversity (UID) Bali, Senin (21/11).
Menurutnya, saat ini arena pemerintahan harus diposisikan sebagai arena balap.
“Jika menyalip di jalan lurus saya kira itu sudah biasa. Namun, jika menyalip di tikungan, saya kira itu jarang sekali,” katanya.
Baca Juga:Bongkar Jongko, TPSS Pasar Parakanmuncang PindahPromo November, Perumahan Blitz Cimalaka 2 Sumedang
Dikatakan, hal itulah yang dilakukan oleh Kabupaten Sumedang yakni berani mengambil risiko yang juga melakukan mitigasi risikonya.
“Termasuk kami Kabupaten Sumedang, tiga tahun yang lalu kami belajar ke Kabupaten Banyuwangi dan saat ini Sumedang one step a head,” ungkapnya.
Sekda menuturkan, yang pertama kali dilakukan adalah ‘mengupgrade’ Inspektoratnya.
“Terbukti saat ini Inspektorat Kabupaten Sumedang terbaik di Indonesia. Selain itu MCP KPK kami juga terdepan, dan kapabilitas APIP juga 3 menuju 4,” katanya.
Dikatakan Sekda, sudah bukan saatnya lagi berbicara APBD yang besar.
“Hari ini ke depan adalah siapa yang cepat, maka dia yang akan meninggalkan yang lamban,” tuturnya.
Meskipun APBD Kabupaten Sumedang hanya sekitar Rp 3 triliun, namun Sekda mengatakan banyak hal yang bisa dilakukan oleh Kabupaten Sumedang.
“Misalnya kegiatan sekarang ini, kita sudah melaksanakan 3 seri dan ini bukan dari APBD Sumedang semata. Kami difasilitasi oleh Direktur Kemendagri, Pemprov Jawa Barat, dan UID,” ujarnya.
Kemudian, Sekda juga menuturkan bahwa imajinasi lebih penting dari ilmu pengetahuan.
Baca Juga:Puluhan Desa Laksanakan Program PTSL PM, Berjalan dari September Hingga Desember 2022Pemdes Tanjungsari Bangun TPT TPU Pegaden
“Jadi artinya sekarang silakan Bapak dan Ibu berimajinasi untuk mengalahkan Sumedang, berikutnya rasionalisasi. Imajinasi tanpa langkah-langkah konkret, hanya mimpi di siang hari bolong,” ungkapnya.
Oleh karena itu, lanjut Sekda, Pemda Sumedang mencoba meginisiasi satu platform yang bernama Indonesia Digital Services Living Lab.
“Jadi kita akan tempatkan penerapan SPBE transformasi digital sebagai sebuah “learning journey” atau sebuah perjalanan pembelajaran. Jadi di otaknya bukan proyek atau DPA tapi sebuah tujuan, makannya SPBE Sumedang adalah SPBE termurah, karena APBD-nya biasa-biasa saja,” terang Sekda.