sumedangekspres – Tragedi AACC 2008 merupakan tragedi kelam dalam industri musik Indonesia, tragedi yang sering di sebut ‘Sabtu Kelabu’ ini terjadi pada 9 Februari 2008 di gedung Asia Afrika Cultural Center.
Tragedi tersebut terjadi pada peluncuran album band metal asal Bandung, Beside. Dalam peluncuran album perdana yang berjudul ‘Against Ourselves’, gedung Asia Afrika Cultural Center sendiri mampu menampung kurang lebih senyak 500 orang penonton.
Namun saat itu jumlah penonton membeludak sekitar 800 hingga 1000 orang ada di sana. Penonton membanjir didalam maupun diluar gedung penonton membludak.
Baca Juga:Cara Membuat Apem BohayKantata Takwa, Band Terbaik Indonesia Yang Pernah Ada
Kegaduhan terjadi saat konser usai pada pukul 20.30, kapasitas gedung yang tak sesuai, saat para penonton keluar dengan hampir bersamaan membuat sirkulasi udara di dalam gedung sangat minim.
Penonton mulai banyak yang mengalami sesak nafas, dehidrasi akibat berdesak desakan, kepanikan mulai terjadi saat ada penonton yang terinjak injak saat berdesak desakan.
Sayang saatitu tak ada dim media yang bersiaga di sana, membuat para penonton yang terinjak injak, sesak nafas dan terhimpit tidak mendapatkan bantuan medis yang memadai.
Akibatnya 11 orang penonton harus kehilangan nyawa serta puluhan lainya mengalami luka luka, diantaa 11 orang korban terdapat satu orang korban perempuan.
Untuk mengenang para korban, pada tahun 2014 diletkan monument berbentuk gitar di Taman Musik Centrum, tertulis 11 nama korban dalam monument tersebut
Sebuah film dokumenter tahun 2017 berjudul Eargasm arahan sutradara Yolanda Christianti Rusmana menceritakan kondisi dunia permusikan kota Bandung setelah tragedi AACC terjadi (kga)