Sumedangekspres – Sirah cai embutan dusun Cilumping jarang terekspos dan belum diketahui oleh banyak warga sumedang.
Mata air embutan atau lebih umum dikenal dengan sebutan sirah cai embutan, atau lebih singkatnya lagi disebut oleh masyarakat setempat dengan nama “Ci Embutan”.
Sirah cai embutan dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai cai kahuripan, yang berarti air kehidupan atau sumber kehidupan bagi masyarakat dusun cilumping.
Baca Juga:Desa Cikurubuk Pelopor Budidaya Beras OrganikBiodata dan Profil Ochi Rosdiana, Pemeran Isabella Putri Ayunda Pada Series Ketua BEM and His Secret Wife
Belum banyak yang tahu mengenai keberadaan mata air ini, namun saya sebagai salah satu warga setempat yang pernah beberapa kali berkunjung sudah pernah merasakan dan mengetahui keberadaannya.
Mata air yang terletak di area pesawahan kebon embutan ini, terbilang jauh dari pemukiman warga setempat.
Sehingga untuk berkunjung kesana perlu kendaraan seperti motor, tetapi jika sudah dekat ke daerahnya maka kita perlu berjalan kaki sedikit.
Keberadaan mata air embutan hampir tersembunyi, posisinya berada sedikit di pertengahan sawah, kebun dan pepohonan yang rindang.
Karena disebut “cai kahuripan” seperti di atas maka pasti terdapat beberapa mitos atau kerpercayaan yang menyangkut pada hal ghaib atau luar nalar.
Disana juga ada makam leluhur yaitu makam Eyang Prabu Daniswara.
Suasana alam yang sangat menenangkan masih sangat natural dan terjaga, warna air yang sedikit kebiruan bergradasi dengan warna putih hijau.
Aliran sungai yang tenang, luasnya cukup kedalamannya cukup. Tetapi jika ke area hulu biasanya tidak disarankan untuk mendekat karena semakin terlihat biru maka pertanda semakin dalam.
Baca Juga:71 Daftar Pinjol Ilegal, Waspada Jika Mendapatkan Broadcast dari Pinjol Ini!Resep Simple Menu Chicken Steak Rumahan
Konon katanya di bawah mata air ada pusaran yang membentuk, dibawahnya menurut cerita terdapat gua dan kerjaan ghaib yang bisa menembus hingga madinah.
Untuk akses jalan kesana lumayan sudah cukup baik, bahkan dibuat terasering yang di buat dari ban bekas untuk menuju makam Eyang Prabu Daniswara, bagi orang-orang yang ingin berziarah.
Adapun sesaungan yang dibuat untuk sekedar berduduk-duduk berteduh, areanya cukup luas dan sederhana.
Biasanya suka ada seorang bapa-bapa yang berjaga, masyarakat menyebutntya kuncen ci embutan atau istilah familiarnya juru kunci.
Karena tak jarang orang datang dengan berbagai maksud khusus selain dari refreshing, kebanyakan yang datang untuk berziarah dan kepentingan spiritual lainnya.