Bupati Sumedang Hormati Data SSGI, Meski Tak Sesuai Pemkab

Data hasil survei tahun 2022 oleh Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan data Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), dengan yang dimiliki Pemkab Sumedang tidak sinkron.
Data hasil survei tahun 2022 oleh Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan data Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), dengan yang dimiliki Pemkab Sumedang tidak sinkron.
0 Komentar

sumedangekspres- Angka stunting atau gagal tumbuh kembang anak, terus diupayakan menurun oleh Pemkab Sumedang. Akan tetapi dari data hasil survei tahun 2022, oleh Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan data Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), dengan yang dimiliki Pemkab Sumedang tidak sinkron.

Hasil survei SSGI menunjukkan bahwa, Kabupaten Sumedang menjadi Kabupaten dengan tingkat balita stunting tertinggi di Jawa Barat, yakni mencapai 27,6 persen. Angka ini berbanding terbalik, dengan pendataan e-PPGBM yang terintegrasi dengan sistem platform SIMPATI, yakni 8,27 persen.

Dapat disimpulkan dari 97 persen, total angka balita berjumlah 76.352 mengalami stunting. Namun, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan, bahwa pihaknya tetap menghargai hasil survei dari Pemda, sebagai data pembanding.

Baca Juga:Meresahkan, Anak Sekolah Hadang Truk untuk MenumpangBeragam Manfaat Klorin, Tingkatkan Kuwatilas Air

“Kami menghargai hasil survei, ini membuat kami kembali semangat. Kami menjadikan data ini sebagai data pembanding,” Ucap Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir, Senin (6/2).

Lebih jauh Dony Ahmad Munir menjelaskan, jika dilihat dari data hasil survei SSGI tahun 2022, menunjukan data yang tidak wajar. Namun, setelah Pemkab mengkonfirmasi ke BKPK (Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan) data hasil survei, bukan raport atas kinerja investasi stunting, melainkan baseline untuk menetapkan strategi mikro inverstasi 2023.

Diketahui, survei SSGI di Kabupaten Sumedang dilaksanakan pada 579 rumah tangga, 633 balita, 25 Kecamatan, dan 66 Desa. Proporsi umur balita sampel SSGI sebagian besar balita usia 24-59 bulan 76,31 persen.

Doni mengungkapkan, bahwa pihaknya memiliki aplikasi yang cepat, dan real time untuk datanya pada aplikasi. Selain itu Doni juga menjelaskan proporsi data sampel yang diambil oleh SSGI sebanyak 76,31 persen dari usia 2 tahun sampai 5 tahun, memang akan menghasilkan angka stunting yang tinggi, data pihaknya pun menunjukkan hal yang sama.

“Kami memiliki data real time yang ada di aplikasi, kalau proporsi data sampel yang diambil oleh SSGI sebanyak 76,31 persen itu dari usia 2 tahun sampai 5 tahun. Maka, memang akan menghasilkan angka stunting yang tinggi, data kami pun menunjukkan hal yang sama untuk usia balita,” sambung Dony.

Rencananya tim SSGI juga akan kembali mengunjungi Sumedang, dalam rangka upaya bersama dalam menurunkan angka stunting khususnya di Sumedang. (kga)

0 Komentar