Mengenal Sejarah Bongsang, Keranjang Anyaman Bambu

Mengenal Sejarah Bongsang, Keranjang Anyaman Bambu
0 Komentar

sumedangekspres- Ketika berkunjung ke Sumedang, tentunya pemandangan beberapa penjual tahu sumedang kerap ditemukan di sekitar jalan, ada yang menarik dari penjual tahu sumedang, yaitu adanya Bongsang. Bongsang adalah sebuah keranjang kecil yang terbuat dari anyaman bambu. Wadah ini digunakan bagi mereka yang membeli tahu Sumedang. Eksistensi bongsang boleh dibilang tidak terlepas dari kepopuleran tahu Sumedang. Atau dapat diibaratkan seperti botol dengan tutupnya. Jika membeli tahu sumedang, tidak lengkap rasanya jika makananya tidak dibungkus bongsang.

Bongsang dipilih karena ketahanannya dan mudah untuk dibersihkan. Namun kelemahannya, Bongsang tidak dapat membawa produk belanjaan yang berukuran kecil. Sebab anyaman Bongsang cenderung memiliki lubang yang lebar. Untuk melestarikan Bongsang juga kerap dijadikan ajang festival. Hal ini merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga tradisi agar tetap lestari.

Sejarah Bongsang

Wadah tradisional khas Betawi bernama Bongsang lazim digunakan masyarakat Indonesia pada tahun 1980 hingga 1990 itu sangat populer sebelum eksistensinya digeser oleh kantong plastik yang seketika berubah menjadi kebiasaan menjelang tahun 2000. Dilansir dari Badan Amil Zakat Nasional, Bongsang atau sebagian masyarakat dulu menyebutnya songkok bongsang merupakan kependekan dari gedebog pisang. Seperti namanya, bongsang dahulu terbuat dari pelepah daun pisang.

Baca Juga:Jembatan Gantung Panyindangan, Spot Foto Hits di SumedangOlahan Salak Bongkok Bisa Dibikin Kopi dan Brownis

Kebiasaan tersebut menular ke masyarakat Indonesia di daerah lain hingga sempat menjadi populer pada masanya. Bahkan sebagian masyarakat berpikir untuk mengolah anyaman pelepah daun pisang menjadi produk bonsang yang bernilai ekonomi. Nama Bongsang juga tak lepas dari sejarah Pasar Minggu yang dikenal sebagai sentra penghasil buah-buahan. Bongsang digunakan untuk mengangkut atau tempat membawa buah-buahan yang dibeli konsumen dari Pasar Minggu.

Di Tatar Sunda, Bongsang biasa dibuat dari tali bambu berusia 2-3 bulan sehingga lebih lentur dan mudah dibentuk. Sumedang sering menggunakan bongsang sebagai kemasan tahu. Ukuran bongsang pun bermacam-macam yaitu 75 cm, 80 cm, 1 m, dan 1,2 m.

0 Komentar