sumedangekspres – Sekilas Sejarah Ibunda Dewi Sri adalah dewi padi di tatar Sunda, Jawa, Bali, Lombok, dan Bugis.
Pemujaan terhadapnya berawal dari perkembangan dan penyebaran penanaman padi di Asia, kepercayaan terhadap dewi padi akhirnya bermigrasi dan mempengaruhi masyarakat di Nusantara.
Mitologi yang serupa terhadap roh yang memberikan kesuburan di beberapa daerah sedikit berbeda dan tersebar luas di antara kawasan Asia Tenggara dan juga negara tetangga.
Baca Juga:Kisah Legenda Keong MasKisah Legenda Danau Toba
Mitologi Dewi Sri di Nusantara diperkirakan sudah ada sejak awal abad pertama, ia disamakan dengan dewi Hindu, Sri Laksmi, dan sering dianggap sebagai inkarnasi atau salah satu manifestasinya.
Mitologi mengenai dewi padi juga dapat ditemukan di negara Asia lainnya seperti Phosop di Thailand, Po Nagar di Kamboja dan Inari di Jepang.
Sekilas Sejarah Ibu Sunda Nyi Mas Sri Pohaci Dewi Sri, sebagai berikut:
Sekilas Sejarah Ibunda Sunda Nyi Mas Sri Pohaci Dewi Sri Mengenal mitologi Nyi Pohaci di Jawa Barat ini Orang mungkin telah kenal ceritanya, kulitnya, tetapi apa yang ada di balik cerita itu sudahkah dikenalnya Seperti halnya mitologi umat manusia di mana pun, mitologi Sunda mengandung pula filsafat atau struktur pemikiran di dalamnya.
Mitologi ini menjawab pertanyaan sangkanparan, asal-usul atau genesis ekologi Sunda tempat nenek moyang- orang Sunda dahulu hidup. Tentu saja mitologi ini banyak versinya untuk setiap wilayah Sunda.
Di sini hanya akan dipakai tiga sumber tertulis saja, yakni Pantun Sulanjana (transkripsi Ajip Rosidi), Wawacan Nyi Pohaci (versi Bandung), Wawacan Pohaci Terus Dangdayang (versi Bandung).
Saya kira versi-versi lain akan mirip dengan ketiga sumber tersebut, meskipun tetap ada perbedaan- perbedaan, pola dasarnya akan tetap sama. Siapakah Nyi Pohaci yang termasyhur itu Nyi Pohaci tidak dilahirkan oleh siapa pun.
Baca Juga:Kisah Legenda Timun MasKisah Legenda Malin Kundang
Ia berasal dari sebutir telur. Dan telur itu semula berasal dari tetesan air mata Dewa Naga Anta (dunia bawah). Pada awalnya Dewa Guru (dunia atas) mau membangun istananya.
Semua dewa bergotong royong membangun Bale Mariuk – Gedong Sasaka Domas. Hanya Naga Anta tidak dapat ikut membangun, karena tidak punya tangan untuk bekerja. Batara Narada, wakil Dewa Guru, memarahi habis-habisan Naga Anta.