sumedangekspres – Mengulas Kisah Nabi Isa A.S
Sebagai umat muslim, wajib untuk mengimani semua Nabi dan Rasul yang diutus Allah ke dunia, tidak terkecuali Nabi Isa.
Seperti halnya ke-24 Nabi dan Rasul lainnya, perjalanan dakwah Nabi Isa penuh liku-liku.
Dengan Mengulas Kisah Nabi Isa A.S berikut ini, kita akan semakin mudah untuk menghadapi berbagai tantangan serta pelajaran hidup.
Kita kali ini Sumeks Mengulas Kisah Nabi Isa A.S
Nabi Isa Lahir dari Siti Maryam.
Baca Juga:Penembakan Dikota Hamburg Jerman Tadi MalamPencopotan Jabatan Direktur Pertamina Buntut Dari Kebakaran Plumpang
Sebagaimana yang dikisahkan dalam Al-Quran, Nabi Isa terlahir dari perut seorang perawan suci bernama bernama Maryam.
Ibunda Maryam merupakan anak perempuan dari lelaki pilihan Allah bernama Imran dari keturunan Bani Israil (anak-anak Nabi Yakub).
Dalam Al-Quran disebutkan, keluarga Imran adalah salah satu keluarga yang dipilih Allah untuk mendapatkan keistimewaan berupa nikmat kenabian.
Kisah legkap Nabi Isa bisa Grameds temukan pada buku Seri Nabi Ulul Azmi 04; Nabi Isa As.
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing). Sebagiannya merupakan keturunan dari yang lainnya.
Dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. Ali Imran: 33-34).
Saat ibunda Maryam, Hannah binti Faqudz hamil, ia melakukan nazar. Kelak anak yang terlahir itu akan dijadikan pelayan di Baitul Muqaddas.
Baca Juga:Materi Khutbah Jumat TerbaruTembok Kokoh Ac Milan Malick Thiaw
Ia berharap melahirkan seorang putera. Namun, saat dilahirkan ternyata bayi tersebut seorang perempuan. Menjelang kelahiran, Imran meninggal dunia.
Betapa sedihnya hati Hannah binti Faqudz saat itu. Ia pun harus berbesar hati melahirkan tanpa didampingi suami. Ketika bayinya terlahir ke dunia, ia menamakannya Maryam.
Meskipun tidak melahirkan bayi laki-laki, Hannah binti Faqudz tetap melaksanakan nazarnya. Saat Maryam beranjak dewasa, Hannah binti Faqudz mengirim Maryam ke Baitul Muqaddas untuk berkhidmat.
Terlahir sebagai anak yatim, rupanya banyak pendeta yang ingin mengasuh Maryam di Baitul Maqdis. Mereka saling berebut, tidak ada yang mau mengalah.
Akhirnya, mereka pun membuat permainan. Barang siapa yang membuang pensil ke dalam sungai dan tidak tenggelam, dialah yang berhak menjaga Maryam.