sumedangekspres – Sekilas Sejarah Kesenian Sunda, Seni Rengkong Jawa Barat. Rengkong adalah kesenian asli asal sunda yang terlahir dari budaya masyarakat agraris, nama rengkong sendiri diambil dari nama alat yang dulu di pergunakan untuk memanggul beras.
Hasil panen padi yang dihasilkan bumi ini menjadikan jawa barat sebagai “lumpung padi” bagi bagi masyarakat nusantara, khususnya pulau jawa.
Kehidupan agraris inilah yang kemudian munculnya berbagai kesenian tradisional yang melegenda hingga saat ini, contohnya seperti kesenian rengkong.
Baca Juga:Samsung Galaxy Watch 5 Golf Edition5 Inspiransi Denah Dan Design Rumah Minimalis Modern Dengan Suasana Nyaman
Nama Rengkong diambil dari nama alat yang dahulu digunakan untuk memanggul beras. Rengkong terbuat dari bambu jenis gombong yang saat itu banyak ditemukan di Jawa Barat.
Bambu yang panjangnya sekitar 2 meter tersebut kemudian dikaitkan dengan tali injuk yang sudah diikatkan setandan beras.
Bambu akan menghasilkan suara yang unik hasil dari pergesekan tali injuk dengan bambu. Suara tersebut akan terdengar menarik dan meriah jika rengkong yang dimainkan lebih dari satu.
Secara umum semua bahan pembuat Rengkong berasal dari alam, antara lain bambu yang memiliki diameter besar, umbul-umbul yang terbuat dari daun pisang yang sudah mengering, tali injuk, dan kumpulan padi yang beratnya lebih dari 5 kg.
Pemain rengkong biasanya adalah laki-laki dewasa, mereka berjumlah 5-6 orang dengan mengenakan pakaian adat tradisional Kasepuhan Sunda yang dikenal dengan baju kampret.
Dilengkapi celana pangsi hitam dan pada bagian kepala dihiasi dengan iket atau totopong, yaitu tutup kepala tradisional Sunda.
Meski dahulu banyak dijumpai dalam berbagai perhelatan tradisi, kini kesenian tradisional Rengkong jarang ditemukan. Selain tidak adanya regenerasi, mengingat hanya orang-orang tua saja yang mau memainkannya.
Baca Juga:5 Inspirasi Design Dapur Minimalis ModernRazia Knalpot Bising, Antisipasi Kenakalan Remaja
Kesenian ini juga hanya dipentaskan setahun sekali dalam tradisi Seren Taun yang diadakan setiap menyambut panen raya tiba.
Ketika rengkong belum dikembangkan menjadi sebuah jenis kesenian tradisional, ini hanyalah semata-mata yang berfungsi sebagai pengalihan perhatian dari seseorang yang membawa beban (padi) dengan cara dipikul.