Perkembangan pendidikan di Sumedang juga dipengaruhi oleh kebijakan kolonial Belanda , dengan didirikannya sekolah-sekolah oleh pemerintah kolonial.
Namun, di balik semua itu, perjuangan warga Sumedang dalam merebut kembali hak dan kebebasan mereka dari cengkeraman kolonial BelKamu terus berlanjut pada masa itu.
Kondisi Sumedang Pada Masa Awal Penjajahan Belanda
Sejarah Sumedang Jaman Belanda Pada masa awal penjajahan Belanda, kondisi di Sumedang agak terisolasi dari pusat pemerintahan dan wilayah-wilayah sekitarnya.
Baca Juga:Sejarah Indonesia Pada Periode PrasejarahSejarah Agama Hindu Di Bali
Wilayah ini sebagian besar terdiri dari hutan-hutan belantara yang belum banyak tersentuh oleh pembangunan.
Meskipun begitu, Sumedang memiliki beberapa jalur perdagangan ke beberapa daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah, sehingga wilayah ini masih menjadi jalur penting bagi perniagaan pada masa itu.
Namun, keberadaan Belanda di Sumedang tidak lepas dari konflik dan perlawanan rakyat terhadap penguasa kolonial.
Tokoh perempuan pahlawan nasional, Cut Nyak Dien, misalnya, diketahui melakukan pertempuran dan perlawanan terhadap pasukan kolonial BelKamu di Sumedang pada masa itu.
Meskipun demikian, keberadaan penjajah Belanda di Sumedang membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat, seperti pengenalan sistem huurcontracten untuk penguasaan tanah dan sistem politik desa yang baru.
A.A. Wiranatakusumah II
A A. Wiranatakusumah II merupakan tokoh penting dalam sejarah kota Bandung dan sekitarnya. Ia menjabat sebagai Bupati (Bupati) Bandung pada awal abad ke-19.
Selama masa jabatannya, ia memindahkan ibu kota daerah dari Krapyak (Dayeuhkolot) ke Bandung, yang kemudian menjadi kota berkembang yang kita kenal sekarang. Selain prestasi administrasinya,
Baca Juga:Sejarah Kerajaan Mataram KunoSejarah Kerajaan Samudra Pasai
Wiranatakusumah II juga dikenal kehebatannya di atas air, karena ia akan mengarungi sungai Ci Tarum untuk mencari lokasi yang cocok untuk pemukiman.
Kontribusinya terhadap perkembangan dan pertumbuhan Bandung masih dikenang dan dirayakan hingga saat ini, menjadikannya sosok penting dalam sejarah kawasan tersebut.
Sejarah Sumedang pada masa penjajahan BelKamu memiliki banyak kisah pahit yang patut diingat dan dijadikan pelajaran.
Berbagai peristiwa tragis terjadi, seperti perang Diponegoro yang menyebabkan daerah Grobogan, Purwodadi, Wirosari, Mangor, Demak, dan Kudus hancur dalam api peperangan. Namun, Sumedang juga memiliki tokoh-tokoh yang gigih memperjuangkan kemerdekaan dan melawan penjajah Belanda , seperti Cut Nyak Dhien, seorang pahlawan perempuan dari Aceh yang sangat ditakuti oleh Belanda .