sumedangekspres – Sejarah Museum Kebangkitan Nasional, Museum menjadi salah satu alternatif tempat untuk melewatkan liburan, termasuk saat akhir pekan. Selain bisa refreshing, kita bisa belajar sejarah dari benda-benda koleksi di museum.
Benda-benda koleksi di museum memang punya banyak cerita masa lalu negeri kita, mulai masa prasejarah, zaman kerajaan, masa kolonial, hingga era terkini.
Sebelumnya STOVIA adalah sebuah sekolah dokter yang masih berkembang dengan nama Sekolah Dokter Jawa yang didirikan pada tahun 1851 di Rumah Sakit Militer Weltevreeden atau yang sekarang disebut Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto.
Baca Juga:Sejarah Asal Mula Nama BandungSejarah Gedung Sate Bandung
Seluruh staf dosen kampus tersebut berasal dari dokter rumah sakit yang sama. Kemudian aktivitas belajar mengajar dan sekolah tersebut dipindahkan di samping rumah sakit militer atas prakarsa H.F. Rool sang direktur hingga berhasil rampung pada tanggal 1 Maret 1902.
Karena perkembangan yang pesat, STOVIA pindah dari daerah Kwini Senen ke Salemba yang kini menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Kampus yang terletak di Kwini sejak tahun 1926 dialihfungsikan menjadi tempat pendidikan MULO, setingkat SMP dan AMS, setingkat SMA.
Lalu, ketika Jepang tiba pada tahun 1942-1954, gedung pertama difungsikan sebagai tahanan pasukan Belanda yang melawan Jepang. Berlanjut ke masa kemerdekaan Indonesia tahun 1945 – 1973 gedung tersebut dihuni oleh keluarga tentara Belanda dan orang Ambon.
Karena nilai Sejarah Museum Kebangkitan Nasional yang tinggi, berkaitan dengan kelahiran Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908, pada tahun 1948 ditetapkan sebagai hari Kebangkitan Nasional.
Selain itu, gedung ini juga merupakan saksi lahirnya organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan, yaitu Boedi Oetomo, Trikoro Dharmo (Jong Java), Jong Minahasa, dan Jong Ambon.
Serta di gedung ini juga lah beberapa tokoh pergerakan seperti Ki Hadjar Dewantara, Tjipto Mangoenkoesoemo, dan R. Soetomo pernah menimba ilmu.
Oleh karena itu, selanjutnya pada tahun 1973 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memugar gedung itu, dan pada 20 Mei 1974 bersama dengan presiden Suharto, diresmikanlah menjadi Gedung Kebangkitan Nasional.
Baca Juga:Sejarah Singkat Kota BandungSekilas Sejarah Tragedi Bandung Lautan Api
Belum selesai sampai di situ, komplek gedung berbentuk segi empat tersebut dijadikan empat buah museum yaitu Museum Budi Utomo, Museum Wanita, Museum Pers dan Museum Kesehatan sampai akhirnya pada 7 Februari 1984 menjadi Museum Kebangkitan Nasional. Sedangkan keluarga dari Ambon yang tinggal di tempat itu dipindahkan ke perumahan Cengkareng Jakarta.