Ada empat kategori petani milenial yang hari itu diwisuda, yakni kategori pemula, yang belum berusaha dan belum memiliki pengalaman atau pemahaman tentang bertani. Kategori lanjutan, mereka sudah memulai usaha dan masih dalam tahap pemenuhan kebutuhan dasar. Kemudian kategori madya, yaitu yang sudah berusaha dan masih dalam tahap pemenuhan kebutuhan lanjutan.
Berikutnya, kategori utama, yang menjadi inspirator dari seluruh petani milenial karena mereka sudah memiliki ekosistem yang mandiri.
Kang Emil menyebut pula terjadi peningkatan minat yang signifikan pada angkatan tahun 2022, yakni sebanyak 20.894 pendaftar.
Jumlah tersebut meningkat tajam dari angkatan tahun 2021, yaitu sebanyak 8.996 pendaftar. Bahkan pendaftar petani milenial untuk tahun 2023 sudah mencapai 30.000 orang.
Baca Juga:Berikut Cara Update Windows 10 22h2 Secara OfflineBanyak Pria Manfaatkan ChatGPT untuk Menipu Teman Kencan Mereka
“Terjadi peningkatan minat dari 8.996 pendaftar di tahun 2021 naik signifikan menjadi 20.894 pendaftar di tahun 2022. Untuk 2023 ini sudah 30.000-an pendaftar,” sebutnya. “Tentu tidak semua pendaftar lulus tahap awal karena ada seleksi umur, kelayakan, dan lainnya,” tambah Kang Emil.
Peningkatan jumlah pendaftar tersebut menandakan bahwa program Petani Milenial sangat diminati oleh generasi muda. Hal itu akan berdampak pada terjaganya regenerasi petani di Jabar.
“Tanda bahwa program Petani Milenial ini sangat diminati sebagai jawaban terhadap dua hal, yaitu akan menjadi sumber ketahanan pangan dan kenaikan ini membuktikan regenerasi petani akan terjaga,” tutur Kang Emil.
Program Petani Milenial yang mulai digulirkan tahun 2021 oleh Kang Emil merupakan program pengembangan usaha pertanian yang melibatkan generasi milenial berkolaborasi dengan pemangku kepentingan program tersebut.
Program ini bertujuan menciptakan sistem pertanian yang mandiri, maju, dan berkelanjutan dengan tagline tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia. (*)