1. Raden Chandraprana
2. Raden lmam
Menurut cerita, Raden Candraprana menikah dengan Raden Ayu Sumaentang, putra penguasa Bandung dan Raden Imam menikah dengan Putri Timbangante dari Limangan.
Dari kedua putra Raden Wjaya inilah muncul tokoh-tokoh masyarakat yang dikenal tidak hanya di wilayah Garut tetapi juga di luar daerah.
Kedua putra Raden Wijaya ini memiliki tingkat kompetensi yang berbeda ketika Raden Candraprana lebih condong menguasai politik dan pemerintahan sedangkan Raden Imam lebih menguasai agama.
Baca Juga:Sejarah Kerajaan Rajagaluh Majalengka di Bawah Kerajaan PajajaranSejarah Sumedang Perjuangan Melawan Belanda
Pada tahun 1895, ketika Raden Abdulah Sobandi menjadi kepala desa Kuwu atau Kiarabaok, nama Kiara Baok selalu menjadi bahan candaan di tingkat kabupaten dan kecamatan.
Untuk menghilangkan guyonan, atas prakarsa Raden Abdullah Sobandi, nama Kiara Baok diubah menjadi Kiara Sari, dan terakhir menjadi Karangsari, dengan harapan desa ini menjadi desa yang indah (dalam bahasa sunda disebut Desa Anunyari Raden Abdulah Sobandi sendiri merupakan salah satu kepala desa yang cenderung mengubah tatanan desa Karangsari dari desa adat menjadi desa maju, oleh karena itu ia juga dikenal sebagai Lurah Bintang.
Sejarah Desa Karangsari Garut