Sejarah Desa Karangsari Garut Dan Legenda Daerah Karangsari

Sejarah Desa Karangsari Garut Dan Legenda Daerah Karangsari
Sejarah Desa Karangsari Garut Dan Legenda Daerah Karangsari
0 Komentar

sumedangekspres – Sejarah Desa Karangsari Garut tidak terlepas dari dua kerajaan besar Jawa yaitu Kerajaan Mataram dan Kerajaan Pajajaran.

Dimulai dari cara kerajaan Mataram memperluas wilayah kekuasaannya yaitu perkawinan putri Mataram dengan anak penguasa daerah Mataram sehingga wilayahnya menjadi wilayah kekuasaan Mataram atau sebaliknya yaitu perkawinan raja Mataram .

kepada putri penguasa daerah lain, membuat wilayah Mataram semakin luas.

Suatu hari raja Mataram sedang dalam perjalanan jauh dari keraton. Di sebuah desa ia bertemu dengan seorang gadis cantik, dan raja ingin menikahi gadis itu dan membawanya ke istana.

Baca Juga:Sejarah Kerajaan Rajagaluh Majalengka di Bawah Kerajaan PajajaranSejarah Sumedang Perjuangan Melawan Belanda

Ketika raja menceritakan hal ini kepada orang tua gadis itu, orang tua gadis itu dengan senang hati setuju, dan raja membawa gadis itu ke istana untuk pernikahan.

Sebelum menikah, gadis yang kini menjadi Putri Keraton itu diberi tempat tinggal sebagai kepala Kaputren bersama seorang bidan dan seorang pembantu.

Sang putri pergi dari hari ke hari dan sama sekali tidak menikmati kehidupan mewah di istana. Setiap hari sang putri semakin banyak bermimpi dan sendirian.

Kaputren memiliki seorang pembantu yang diam-diam mengamati tingkah laku sang putri. Emban dengan sangat lembut menanyakan alasan kesedihan sang putri terus-menerus, dan akhirnya, dengan berat hati, sang putri memberi tahu bahwa dia dijodohkan dengan Raden Wijaya, putra penguasa Madiun.

Di istana, sang putri tidak bisa menghilangkan rasa rindunya pada tunangannya. Sudah dekat dengan sang putri dan kasihan padanya, sang Emban akhirnya setuju diam-diam menjodohkan sang putri dengan Raden Wijaya.

Melalui Emban, sang putri akhirnya bisa bertemu dengan tunangannya, Raden Wrjaya.

Usai bertemu, keduanya berjanji akan selalu bersama. Setelah pertemuan itu, sang putri dan Raden Wijaya melarikan diri dari istana.

Baca Juga:Sejarah Perselisihan Sumedang Dan CirebonSejarah Sumedang Masa Kolonial Belanda

Ketika Raden Wijaya dan sang putri jauh dari istana, raja menemukan bahwa sang putri sudah tidak ada lagi di istana. Raja memerintahkan pasukan untuk mencari sang putri dan Raden Wijaya jauh di pelosok kerajaan dan bahkan di negara-negara tetangga.

0 Komentar