Menurut cerita yang berkembang, beberapa tempat di Gunung Tampomas memiliki kekuatan mistis yang sangat kuat dan menjadi tempat bertapa bagi Prabu Siliwangi.
Selain itu, Gunung Tampomas juga memiliki sejumlah situs bersejarah, termasuk bekas peninggalan Kerajaan Pajajaran, seperti tapak kaki Prabu Siliwangi yang dulu memerintah Kerajaan Pajajaran.
Di tempat ini juga terdapat makam keramat Rangga Hadi dan istrinya, yang dipercaya sebagai keturunan dari Prabu Siliwangi.
Baca Juga:Pemutakhiran Data Penduduk, Gubernur Ridwan Kamil Luncurkan Aplikasi Sadarka JabarSekda Setiawan: Pembangunan SDM Jadi Kunci Indonesia Menuju Negara Maju 2045
Dan ada batu kasur yang dipercaya sebagai tempat tidur Prabu Siliwangi ketika berada di Gunung Tampomas.
2. Penjelajah Pertama Gunung Tampomas
Dari catatan sejarah, orang pertama yang menginjakkan kakinya di Gunung Tampomas adalah Prabu Sakawayana.
Ia ditugaskan oleh ayahnya untuk menjelajahi wilayah Gunung Tampomas dan memperluas pemukiman kerajaan.
3. Sanghyang Taraje
Puncak Gunung Tampomas, yang berada pada ketinggian 1684 mdpl, menawarkan keindahan estetika yang luar biasa.
Saat berada di puncak ini, yang juga dikenal sebagai Sanghyang Taraje, pendaki dapat menyaksikan pemandangan Kota Sumedang yang mempesona.
Kata “Sanghyang” adalah sebutan kehormatan untuk dewa, penguasa, atau raja dalam zaman dahulu.
Sedangkan “Taraje” dalam bahasa Sunda berarti tangga. Jadi, “Sanghyang Taraje” bisa diartikan sebagai tangga yang digunakan oleh dewa-dewa untuk menuju kayangan.
4. Terabadikan dalam Naskah Kuno
Baca Juga:Begini Peran Media Lokal Dalam Membentuk Individualitas KulturalBeberapa Cara Mengatasi Badan Lemas Saat Melakukan Aktivitas
Dalam naskah kuno Bujangga Manik yang ditulis pada abad ke-15, terdapat penjelasan tentang Gunung Tampomas.
Ini membuktikan bahwa keberadaan Gunung Tampomas telah dikenal selama berabad-abad dan diceritakan dalam berbagai syair para pujangga.
5. Legenda Letusan Gunung Tampomas
Pada abad ke-18, tanah Sumedang diguncang oleh suara gemuruh dari Gunung Tampomas dan asap tebal pun keluar dari puncak gunung.
Setelah mendapat wahyu, Pangeran Sumedang pergi ke puncak Gunung Tampomas dan menancapkan kujang emas kesayangannya ke dalam kawah gunung. Tiba-tiba, Gunung Tampomas menjadi tenang, dan penduduk bersuka cita karena terhindar dari letusan dahsyat gunung saat itu.***