sumedangekspres – Pusaka Sakti Keris merupakan senjata tradisional berupa karya seni logam yang berasal dari budaya Jawa. Bentuknya yang khas dan dapat dibedakan dari senjata tajam lainnya karena bentuknya yang tidak simetris di dibagian pangkalnya yang melebar dan bilahnya bercengkok.
Asal kata “keris” adalah akronim bahasa Jawa dari “Mlungker-mlungker yang bisa mengiris”, yang dalam bahasa Jawa berarti “(dari sinengker, karana, dan aris). Sinengker atau sengkeran artinya kurungan, karena artinya akibat, dan aris artinya tidak ada suloyo” Kajian ilmiah tentang perkembangan bentuk keris terutama didasarkan pada analisis figur pada relief atau arca candi.
Di Jawa, keris sudah dikenal sejak zaman kerajaan Hindu Mataram (Musadad, 2008). Namun, setelah melihat prasasti dan gambar pada relief Candi Borobudur (abad ke-9) yang memperlihatkan seseorang memegang benda serupa keris, dapat diasumsikan bahwa keris telah dikenal oleh orang Jawa sejak abad ke-5 Masehi.
Baca Juga:Beginilah cara Menggunakan Keris Semer Mesem!Balincong, Senjata Tradional Jawa Barat yang Konsepnya Mirip Senjata Ninja Jepang
Pada petroglif yang ditemukan di Desa Dakuwu, Grabag, Magelang, Jawa Tengah, terdapat relief yang menggambarkan perkakas besi. Prasasti ini dibuat sekitar tahun 500 Masehi yang ditulis dengan aksara Pallawa dalam bahasa Sanskerta.
Prasasti ini menyatakan adanya sebuah mata air yang bersih dan jernih, terdapat beberapa gambar yang antaranya seperti trisula, kapak, sabit, kudi dan belati atau pisau yang bentuknya mirip dengan keris. Dalam perkembangannya, keris adalah senjata yang dikembangkan oleh kerajaan-kerajaan Jawa setelah jatuhnya Majapahit.
Hal ini diperkuat oleh Poerwanto R.S. (1990) yang dikutip oleh Akhmad Arif Musadad (2008) menyatakan bahwa keris mulai berkembang pada masa Sultan Agung (1613-1645). Saat itu, raja memerintahkan prajurit yang berprestasi untuk dihadiahi keris. Sejak itulah setiap prajurit berusaha mengukir prestasi untuk mendapatkan sebilah keris.
Pada zaman Hamengkubuwono IX Kraton Nayogyakarto Hadiningrat, keris diproduksi oleh Sungkowo Harumbrojo, seorang empu yang merupakan keturunan empu ke-17 dari empu kerajaan Majapahit bernama Supadriyo. Dalam artikel berjudul Kisah Sungkowo, Pengrajin Keris Generasi ke-17 Kerajaan Majapahit, dijelaskan bahwa Sungkowo Harumbrojo adalah anak dari Empu Djeno Harumbrodjo, yang dikenal sebagai perajin Keris terkenal di Yogyakarta.