sumedangekspres- Warga pemilik lahan yang terkena dampak Pembangunan Bendungan Cipanas di Desa Ungkal Kecamatan Conggeang mempertanyakan proses pembebasan lahan wilayah genangan Bendungan Cipanas. Pasalnya, hingga saat inibelum ada kelanjutan proses pembebasan lahan.
Sementara, penggenangan Bendungan Cipanas sudah dimulai beberapa waktu lalu. Salah satu pemilik tanah, Totong Juanda mempertanyakan terkait pembebasan Tanah genangan Bendungan Cipanas, di Desa Ungkal.
Sampai saat ini, kata dia, dirinya belum mengetahui proses pembebasan tanah untuk wilayah genangan Bendungan Cipanas di Desa Ungkal.
Baca Juga:Tol Cisumdawu Rawan Memakan KorbanKinerja ASN Diawasi Sistem Digital
“Saat ini, kami belum mengetahui sampai mana proses pembebasan tanah untuk Bendungan Cipanas. Resume aja saat ini belum ada,” tegasnya kepada Sumeks, Selasa (26/9).
Dikatakan, dirinya tidak mengetahui kendala apa yang menghambat pembebasan lahan wilayah genangan di Desa Ungkal. Sementara dua desa lainnya, Cibubuan dan Karanglayung sudah mulai proses pembebasan meski belum semuanya.
“Kalau di Ungkal dan Conggeang total belum dilakukan pembebasan. Kami tidak mengetahui kendalanya,” ujarnya.
Seharusnya, Pemerintah Desa Ungkal memperjuangkan pembebasan tanah tersebut. Jangan hanya diam saja, minimal Pemdes Ungkal mengajukan agar cepat direalisasikan. Karena, Pemerintah Desa Ungkal sendiri yang mengetahui wilayah genangan di desanya.
“Kami ingin segera ada kejelasan terkait pembebasan lahan wilayah genangan Bendungan di Desa Ungkal agar semuanya jelas,” katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Ungkal Deden Sudinta mengakui pembebasan lahan di wilayahnya belum dilaksanakan, termasuk resume juga belum keluar.
“Tetapi berkas sudah kami ajukan, namun kami tidak mengetahui kendalanya apa hingga resume saja belum dilakukan,” jelasnya.
Baca Juga:Sumedang Optimalkan Pendamping DesaDigitalisasi, Ermi: Tidak Harus Semua Sektor
Dia sendiri tidak mengetahui secara pasti jumlah lahan warga di Desa Ungkal yang menjadi wilayah genangan.
“Kami tidak mengetahui jumlah lahannya,” pungkasnya. (bim)