sumedangekspres– Usaha prediksi, saat ini penerimaan tenaga kerja yang sedang berlangsung saat ini diperkirakan berlangsung dalam waktu yang cukup panjang. Kebijakan pemerintah yang lebih mendetail mengenai pemulihan dunia usaha pun diperlukan untuk mengubah ketimpangan tersebut.
Ketua Komite Tetap Ketenagakerjaan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bob Azzam memperkirakan keuntungan bagi sejumlah sektor seperti perusahaan telekomunikasi dan keboncosan yang dialami oleh perusahaan sektor ritel dan maskapai penerbangan akan terus berlangsung hingga 2022.
Dalam mengupayakan akselerasi penyerapan tenaga kerja tahun ini, lanjut Bob, pemerintah realistis dan harus ekstra hati-hati dalam menentukan kebijakan mengingat keterbatasan anggaran. Bob meminta pemerintah mesti memilih bidang-bidang usaha yang benar-benar bisa menyebabkan efek domino untuk disalurkan insentif dan stimulus.
Baca Juga:Surat izin usaha perdagangan: Hal penting sebelum memulai bisnisSertifikat badan usaha adalah? Berikut penjelasan dan fungsinya
Sejumlah sektor yang dinilai prospek menurutnya adalah konstruksi, perumahan, dan otomotif. Sementara untuk sektor pariwisata yang juga memiliki daya dorong untuk melakukan efek domino mesti dipulihkan dengan pendekatan khusus. Kehati-hatian terhadap sektor yang masih berjuang untuk survive juga mesti diterapkan dalam pengenaan pajak.
UU Cipta Kerja Belum Sentuh Awak Kabin Bob menjelaskan dampak pandemi Covid-19 telah membagi industri Tanah Air ke dalam 3 kategori yang juga harus disesuaikan pendekatan pemulihannya oleh pemerintah.
Pertama, industri yang masih dalam survival mode yang mesti dibantu dari segi arus kas; kedua, industri yang mulai pulih yang dinilai memerlukan modal kerja; serta industri yang sudah mengalami pertumbuhan dan memerlukan investasi.
Perlu diketahui, timpangnya penyerapan tenaga kerja di Indonesia sampai dengan penghujung semester I/2021 dinilai terjadi seiring dengan tidak meratanya benefit dari pertumbuhan ekonomi terhadap seluruh sektor dunia usaha.
Saat ini, terdapat tiga sektor yang masih mencatatkan pertumbuhan di zona positif pada kuartal I/2021. Yaitu, pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 2,95 persen secara tahunan (yoy); jasa kesehatan 3,64 persen; serta informasi dan komunikasi 8,72 persen.
Enam sektor lainnya masih negatif, yang paling parah di antaranya transportasi dan pergudangan sebesar -13,12 persen; serta penyediaan akomodasi makanan dan minum sebesar -7,26 persen. Sementara sektor industri pengolahan dan konstruksi mencatat performa yang cukup gemilang selama kuartal I/2021 meskipun masih berada di zona minus.