sumedangekspres – Pj Bupati Sumedang, Herman Suryatman mewacanakan aktivasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Cijeruk Kecamatan Pamulihan dalam waktu dekat. Bahkan pihaknya akan melibatkan warga sekitar TPAS, dalam proses pengolahan sampah, yang berteknologi sanitary landfill (sistem pengelolaan atau pemusnahan sampah dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya dan kemudian menimbunnya dengan tanah) itu.
Terkait wacana tersebut, sejumlah warga Lembur Sawah Desa Cijeruk yang jaraknya berdekatan dengan TPAS, secara tegas menolak wacana tersebut. Pasalnya, keberadaan TPAS dinilai akan membawa dampak buruk bagi lingkungan yang sudah mereka tempati secara turun-temurun.
“Kebanyakan warga tidak setuju, lantaran akan menimbulkan bau busuk yang menyengat bahkan dipastikan terjadi secara terus-menerus,” kata salah seorang perwakilan warga Dusun Lembur Sawah, Hendra Haerudin menuturkan kepada Sumeks, Selasa (27/10).
Baca Juga:Waduh! Ledakan Buat Panik Warga Hingga berhamburan LariGenerasi Muda Harus Terdepan Pahami Masyarakat Ekonomi Syariah
Kekhawatiran Hendra bukan tanpa alasan, sebab keberadaan sebuah kawasan peternakan ayam yang lokasinya tak jauh dari lokasi TPAS, acap kali menimbulkan aroma tak sedap, yang menyeruak ke permukiman.
“Jika di peternakan sedang melakukan pemusnahan, baunya ke sini semua, apalagi nanti jika sampah sudah menggunung, bau busuk nya sudah pasti akan terjadi secara terus-terusan dan abadi. Kami tak ingin kampung halaman kami jadi tempat pembuangan sampah,” bebernya.
Selain itu, kata dia, air lindi (suatu cairan yang dihasilkan dari pemaparan air hujan di timbunan sampah) dipastikan akan mencemari mata air yang selama ini dimanfaatkan warga untuk kebutuhan hidup.
“Meskipun ada beberapa rumah yang memiliki sumur, tapi kebanyakan warga memanfaatkan tiga sumber mata air yang berada tak jauh dari lokasi TPAS,” sebutnya.
Jika nanti tercemar, warga akan sulit mendapatkan air bersih, sementara sambungan pipa PDAM pun, dipastikan sulit menembus Desa Cijeruk lantaran lokasinya yang ada di dataran tinggi. Hal lain yang ditakuti warga, sambung Hendra, harga jual tanah sudah dipastikan anjlok.
“Sebelumnya kami optimis, ke depannya Desa Cijeruk bisa berkembang, tapi setelah dibangunnya tempat pembuangan sampah, harapan itu musnah, karena harga jual tanah pun akan murah, siapa orangnya yang mau membangun di dekat pembuangan sampah,” katanya dengan nada ketus.