sumedangekspres – Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, telah lama mengandalkan pembangkit listrik tenaga air sebagai salah satu sumber energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional. Salah satu proyek pembangkit listrik tenaga air yang patut dicontoh adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air Jatigede (PLTA Jatigede), yang tak hanya memberikan listrik kepada masyarakat, tetapi juga berperan penting dalam mencegah banjir di wilayah sekitarnya.
PLTA Jatigede berlokasi di tiga desa di Kecamatan Jatigede, yaitu Cijeungjing, Kadujaya, dan Karedok, serta di Desa Cipeles, Kecamatan Tomo. Proyek nasional ini, yang dikerjakan oleh Sinohydro Corporation Limited dan Konsorsium PT Pembangunan Perumahan (Tbk), dimulai pada tahun 2015 dengan anggaran awal sekitar Rp 1,7 triliun. Proyek ini telah menjadi salah satu tonggak penting dalam penyediaan listrik bagi Jawa-Bali.
Mekanisme kerja PLTA Jatigede sangat menarik. Ini dimulai dengan Bendungan Jatigede yang memiliki kapasitas menampung hingga 980 juta meter kubik air. Air dari daerah aliran Sungai Cimanuk yang berhulu di Garut mengalir ke bendungan ini, melintasi sejumlah wilayah seperti Sumedang, Majalengka, dan Indramayu. Air dari Bendungan Jatigede kemudian masuk ke sebuah terowongan sepanjang 2,1 kilometer yang dikenal sebagai “headrace tunnel.”
Baca Juga:Dampak Kecanduan Game Online terhadap Ekonomi IndonesiaPemain Voli Indonesia Megawati Hangestri Pertiwi, Mencuri Perhatian di Liga Voli Korea
Ketika air mencapai ujung terowongan, selanjutnya, air jatuh sekitar 70 meter ke bawah melalui apa yang disebut sebagai vertical penstock, pipa saluran vertikal yang mempercepat aliran air. Debit air mencapai 73 meter kubik per detik, yang kemudian digunakan untuk memutar dua turbin berkapasitas masing-masing 55 megawatt (MW). Inilah saat di mana energi kinetik air berubah menjadi energi listrik.
Generator yang terhubung dengan turbin bertanggung jawab mengubah energi mekanik tersebut menjadi energi listrik. Listrik yang dihasilkan kemudian mengalir ke switchyard atau gardu induk. Dari sini, listrik dengan tegangan tinggi 150 kilovolt disalurkan ke berbagai wilayah, menerangi rumah-rumah warga di sekitar sana.
Salah satu aspek penting dari PLTA Jatigede adalah kolaborasinya dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang turut membangun Bendungan Jatigede. Selain memastikan ketersediaan listrik, bendungan ini juga memiliki peran penting dalam mencegah banjir. Kapasitas besar untuk menampung air dari aliran Sungai Cimanuk membantu mengurangi risiko banjir di wilayah sekitarnya.