Lirik Sumedang oleh Doel Sumedang (Terjemahan Indo dan Makna)

Lirik Sumedang
Lirik Sumedang - Doel Sumbang/YT
0 Komentar

Penduduk lokal dan dari luar kota berdatangan untuk melihat keindahan wilayah seluas 9.366,3 hektar yang sekarang tergenangi air di Kecamatan Jatigede.

Anda dapat menikmati panorama Waduk Jatigede di kawasan Cipaku, Cisema, atau Pasir Tugaran di Kecamatan Darmaraja.

Saat saya berkunjung pada hari Rabu, saya memilih jalur Rancapurut, Ganeas, untuk mencapai Pasir Tugaran.

Baca Juga:SEVENTEEN Rilis Lagu God of Music Versi Trot, Gimana Liriknya?Brightening Moisturizer The Originote, Produk Terbaru yang Kaya Benefit

Meskipun jalan kecil yang berkelok-kelok, perjalanan ini sebanding dengan pemandangan luar biasa yang menyambut mata.

Sumedang, yang terkenal dengan lahan pertanian, kebun, dan hutan, sekarang memiliki daya tarik baru, yaitu danau buatan raksasa yang mengisi beberapa wilayahnya.

“Ini seperti mimpi, saya masih ingat ketika di sini hanya ada sawah, makam, dan rumah,” kata Rodianah, seorang penjual makanan asli Jatigede.

Sekarang Waduk Jatigede, yang kabarnya merupakan waduk terbesar kedua di Asia Tenggara, sudah dibuka untuk wisata.

Perjalanan dari pusat Kota Sumedang ke Jatigede sekitar 40 kilometer dan dapat ditempuh dalam waktu 1,5 jam dengan sepeda motor atau mobil meskipun medannya tidak terlalu mulus.

Saat saya tiba di daerah tersebut, saya melihat orang-orang yang bersiap-siap untuk memancing.

Ada rakit bambu yang disewakan dengan harga hanya Rp5.000 sepanjang hari, dan juga tersedia beberapa perahu yang siap membawa pengunjung menjelajahi waduk dengan tarif Rp10 ribu.

Baca Juga:Media Asing Sebut Demokrasi RI Telah Mati Saat Gibran Maju Jadi CawapresOOTD Gamis Abu-abu Polos: Tampilan Elegan, Sederhana Tapi Tetap Memukau

“Tempat ini selalu ramai, bukan hanya di akhir pekan. Biasanya, orang bisa memancing di sini sampai malam,” kata Ajat, pemilik rakit tersebut.

Para pemancing yang gigih mungkin beruntung dan bisa menangkap ikan nilem, nila, patin, tawes, mas, beureum panon, kancra, baung, tambakan, dan bahkan udang galah di sini.

Setelah menikmati keindahan Waduk Jatigede, saya melanjutkan eksplorasi ke Taman Hutan Raya (Tahura) Gunung Kunci, yang dikenal dengan legenda keangkerannya.

Namun, bukit ini sebenarnya tidak terlalu jauh dari pusat kota Sumedang dan memiliki sejarah yang kaya.

“Tempat ini dianggap angker karena dulunya merupakan benteng pertahanan Belanda yang dibangun antara tahun 1914 dan 1917 selama Perang Dunia I, sebagai upaya untuk melindungi diri dari Jepang yang telah memasuki Indonesia saat itu,” kata Hendi S Gumilar, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Tahura Gunung Kunci.

0 Komentar