sumedangekspres – Harta Habis Oleh Anak Tiri, Pensiunan ASN dan Istri Hidup Luntang-lantung.
Seorang mantan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pasangannya menghadapi kisah pahit setelah terusir dari rumah mereka sendiri.
Menurut informasi, harta pensiun ASN tersebut telah disedot oleh anak tirinya sendiri, mengakibatkan pasangan tua ini ditinggalkan tanpa dukungan dari keluarga mereka sendiri.
Baca Juga:4 Unsur Akreditasi Standar Penilaian Kompetensi ASN : Seragamkan Kualitas di IndonesiaSumedang Kantongi Penghargaan Digitalisasi Ekonomi Daerah di AJEG Jawa Barat 2023
Tanpa bantuan dari anggota keluarga, mereka terpaksa tinggal di rumah singgah milik Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, selama tujuh hari.
Pasangan suami istri ini, yang dikenal sebagai MH (suami) dan MF (istri), menjalani kehidupan yang sulit dan terusir dari tempat tinggal mereka.
Namun, Dinsos mengambil tindakan untuk membantu mereka dengan memindahkan pasangan ini ke tempat indekos sementara.
Proses pemindahan ini dilakukan dengan biaya ditanggung oleh pasangan tersebut, yang saat ini tinggal di tempat kos selama sebulan, dan bulan berikutnya diharapkan mereka dapat membiayai sendiri.
Kepala Dinsos Bangkalan, Wibagio Suharta, menjelaskan bahwa pasangan tersebut tidak dapat terus tinggal di rumah singgah karena adanya aturan tertentu.
Meskipun demikian, Dinsos telah menyewakan tempat kos sebagai solusi agar mereka tidak terlunta-lunta.
Wibagio menjelaskan bahwa selama seminggu tinggal di rumah singgah, pasangan ini mendapatkan layanan yang memadai, termasuk makanan dan kebutuhan lainnya, termasuk obat-obatan yang diperlukan.
Baca Juga:Ini Dampak Stunting pada Anak, Pantas Pemkab Sumedang Gencar Buat Program Turunkan Angka StuntingCara Kerja Aplikasi SINURMI dan Smart Watch untuk Memantau Kesehatan Ibu Hamil : Inovasi Terbaik Pemkab Sumedang Turunkan Stunting
Dalam konteks kesehatan, MH telah mengalami stroke, sedangkan istrinya, MF, adalah mantan guru honorer yang sering kali mengalami sakit.
Meskipun Dinsos telah memberikan bantuan dengan menyediakan tempat tinggal, kesehatan dan kesejahteraan pasangan ini tetap menjadi perhatian utama.
Mereka, sebagai warga Bangkalan, sebelumnya memiliki rumah dan mobil, namun sayangnya, kekayaan mereka habis dijual oleh anak tirinya.
Menurut Kepala Dinsos, Bagio, anak tirinya sering kali terlibat dalam masalah hukum, dan harta yang dihasilkan dari penjualan tersebut digunakan untuk menangani masalahnya sendiri, menyebabkan pasangan ini terusir dari rumah mereka sendiri.
Dengan demikian, kehadiran pasangan ini di rumah singgah merupakan hasil dari keputusan Dinsos yang merasa kasihan dan membawa mereka ke tempat tersebut.