Setibanya di Kutamaya Ibu Kota Sumedang Larang saat itu. Mendengar kabar bahwa pasukan Cirebon Akan menyerang Sumedang Larang.
Mendengar berita itu keempat kanda galante kemudian menghadap ke Prabu Geusan Ulun, Prabu Geusan Ulun kemudian memutuskan bahwa pasukan Cirebon harus dihadang di perbatasan kerajaan untuk mencegah jangan sampai wilayah Sumedang Larang dijadikan medan pertempuran.
Keempat kanda galante itu kemudian menunggu datangnya pasukan Cirebon di suatu tempat yang kemudian dikenal dengan nama Dago Jawa. Melihat pasukan Cirebon yang datang dalam jumlah besar. Terjadilah pertempuran yang sengit. Dengan kesaktiannya keempat patih Sumedang banyak prajurit Cirebon yang tewas. Hingga akhirnya prajurit Cirebon yang tersisa memilih mundur namun terus dikejar oleh keempat patih Sumedang.
Baca Juga:Sejarah Desa Dayeuhluhur Dijadikan Ibu Kota Kerajaan Sumedang LarangDishub Jabar Matangkan Persiapan Hadapi Libur Nataru 2024
Setelah kejadian Perang Kerajaan Sumedang Larang dan Kesultanan Cirebon itu, kemudian Raja Prabu Geusan Ulun Memutuskan untuk memindahkan Ibu Kota Kerajaan Sumedang Larang ke Puncak Gunung Rengganis atau yang lebih dikenal sekarang dengan Dayeuhluhur.
Itulah sekilas sejarah tentang Perang Kerajaan Sumedang Larang dan Kesultanan Cirebon.