sumedangekspres – Kabupaten Sumedang menjadi sorotan terkait penyebaran kasus HIV/Aids yang tinggi, terutama pada kelompok yang terlibat dalam prilaku seks menyimpang, seperti Laki-laki Suka Laki-laki (LSL).
Data terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumedang hingga 28 November 2023 menunjukkan bahwa jumlah penderita HIV/Aids pada kelompok LSL mencapai 32 orang.
Ini menciptakan kekhawatiran serius terhadap potensi penularan HIV/Aids di wilayah ini.
I. Analisis Data:
Baca Juga:Semua Ini Tentang Mahkota Binokasih yang Ada di Bunderan Polres LamaTayang 7 Desember, Ternyata Film “Rumah Masa Depan” Syuting di Sumedang!
- Kelompok LSL: Fokus Penderita Terbanyak
- Dari data Dinkes Kabupaten Sumedang, terlihat bahwa kelompok LSL menempati posisi paling tinggi dalam jumlah penderita HIV/Aids, melebihi kelompok lainnya seperti penggunaan narkoba, pasien TBC, dan WPS.
- Angka yang mencapai 32 orang menunjukkan urgensi pemahaman mendalam mengenai faktor-faktor yang mendorong penyebaran HIV/Aids dalam kelompok ini.
- Upaya Pencegahan dan Tantangannya
- Kepala Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sumedang, Retno Ernawati, menyoroti upaya pencegahan melalui membentuk ketahanan keluarga.
- Prilaku seks menyimpang dalam kelompok LSL dikaitkan dengan dampak buruk, seperti kekerasan dalam rumah tangga. Upaya pencegahan terkendala oleh ketidakoptimalan hasil, meskipun KPA sudah berupaya melibatkan Warga Peduli AIDS (WPA) untuk berinteraksi dengan komunitas ODHIV dan pelaku penyimpangan seks.
II. Membedah Faktor Pemicu:
- Hubungan dengan Kekerasan dalam Rumah Tangga
- Retno Ernawati menyoroti hubungan antara prilaku seks menyimpang dalam kelompok LSL dengan kekerasan dalam rumah tangga.
- Contoh kekerasan termasuk perilaku seorang ayah yang memukuli anaknya, mendorong anak mencari sosok ayah yang menyayanginya di luar keluarga.
- Pengaruh Lingkungan dan Media Sosial
- Kesulitan mengubah prilaku seks menyimpang diakui terkait dengan kurangnya kesadaran akan bahaya HIV/Aids.
- Pengaruh buruk lingkungan dan media sosial turut menjadi faktor sulitnya merubah perilaku, dengan kelompok LSL yang terang-terangan mengkampanyekan prilaku tersebut melalui media sosial.
III. Pentingnya Pembentukan Keharmonisan Keluarga:
- Peran Keluarga dalam Pencegahan
- Retno Ernawati menekankan pentingnya membentuk keharmonisan dan kerukunan keluarga sebagai langkah efektif dalam mencegah prilaku seks menyimpang.
- Kasih sayang dan dukungan keluarga dianggap sebagai kunci utama untuk mencegah anak-anak terjerumus pada perilaku yang berisiko.