sumedangekspres– Semangat Mengajar Guru honorer penyandang difabel netra di SLBN B Sumedang, keterbatasan bukan halangan untuk menuntut ilmu dan menstransfer ilmu pengetahuan yang dimiliki kepada orang lain. Itu yang dirasakan oleh salah satu guru di SLBN B Sumedang bernama Dede Tresnawan (40), ia merupakan seorang guru di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) B Sumedang hingga kini statusnya masih sebagai tenaga honorer. Padahal, ia telah mengajar selama 13 tahun atau dari sejak 2010.
guru honorer penyandang difabel netra di SLBN B Sumedang, Meski begitu, Dede yang juga penyandang difabel netra (totally blind) ini, semangat mengajarnya masih begitu terpancar. Pahit getir pengalaman sebagai guru honorer telah dirasakannya.
Awal sebagai guru honorer, ia bahkan sempat tidak digaji sepeserpun. Padahal posisinya saat itu telah berkeluarga.
Baca Juga:Diva Sumedang Adakan Konser Tunggal di Malaysia: Tiket Konser Rossa Habis Terjual!Akan Dilaksanakan Debat Perdana Capres: Bagaimana Pengamanan Disekitar Lokasi?
Dede menikah dengan seorang perempuan bernama Asih (43) yang diketahui juga menderita low vision. Keduanya kini telah dikaruniai dua orang anak yang duduk dibangku SD dan MTs (Madrasah Tsanawiyah).
Dede sendiri kini mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris, Pelajaran Agama dan Budi Pekerti serta Kesenian atau guru kelas di kelas 9.
Dede yang diketahui merupakan Sarjana Bahasa Inggris dari salah satu kampus di Kota Bandung ini berusaha tetap semangat mengajar kala itu. Meski sebagai kepala keluarga, ia pun harus bertarung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Istrinya tidak pernah ngomel cuma keluhan sebagai perempuan itu wajar, ya jalan saya saat itu tidak lain tetap berusaha sambil berdoa
Seperti kata pribahasa, usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Berkat kesabaran dan kerjakerasnya, Dede yang diketahui memiliki kemampuan berkesenian tiba-tiba dipertemukan dengan pemilik objek wisata Kampung Karuhun.
Obwis Kampung Karuhun Penolong Dede Pertahankan Profesinya sebagai Guru
Dede sempat tak mendapatkan honor sepeser pun saat pertama kali mengajar sebagai tenaga honorer selama satu sampai dua tahunan. Meski begitu, Dede tetap semangat dan bertahan sebagai guru di sekolah yang juga bekas almamaternya tersebut.
Beruntung kala itu ada tangan baik yang mau memberikan jalan bagi Dede untuk mendapatkan penghasilan yakni Pemilik Objek Wisata Kampung Karuhun.