sumedangekspres – Hamas desak Otoritas Palestina untuk menghentikan perundingan dengan Israel setelah pernyataan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terbocor mengenai rencananya terkait Jalur Gaza pasca perang.
Pernyataan tersebut membuat Hamas yakin bahwa Israel tidak berminat menyelesaikan konflik secara politik dengan Palestina.
Menurut pernyataan resmi Hamas pada Selasa (12/12), “Ia (Netanyahu) tidak tertarik pada penyelesaian politik dan ingin mengkonsolidasikan pendudukan, khususnya di Yerusalem dan Masjid Al Aqsa.”
Baca Juga:Anies Baswedan Sindir Prabowo di Debat Pertama Pilpres 2024: Jadi Oposisi Itu Sama-sama Terhormat, Tapi Ada yang Nggak TahanAlun-alun Surian Direhabilitasi, Warga Senang
Hamas Desak Otoritas Palestina
Hamas desak Otoritas Palestina dan badan-badannya juga untuk mengabaikan Perjanjian Oslo, menghentikan koordinasi keamanan, dan beralih ke perlawanan bersenjata sebagai respons terhadap pernyataan tersebut.
Seruan ini muncul sebagai tanggapan terhadap pernyataan Netanyahu yang mengungkap rencananya terkait Jalur Gaza dalam rapat tertutup bersama parlemen Knesset.
Netanyahu menyatakan bahwa Israel akan terus melancarkan agresi hingga milis Hamas dikalahkan.
Dalam transkrip pernyataan yang bocor, Netanyahu berusaha mencegah Otoritas Palestina menguasai Jalur Gaza setelah agresi Israel berhenti.
Gaza diharapkan berada di bawah kendali militer Israel, namun urusan administratif akan diurus oleh “otoritas sipil.”
“Setelah perang, sebuah administrator sipil akan beroperasi di Gaza, dan Jalur Gaza akan direhabilitasi di bawah kepemimpinan negara Teluk Arab. Kami tidak akan menyerah pada tekanan internasional,” kata Netanyahu.
Tidak hanya itu, Netanyahu menyamakan Otoritas Palestina dengan Hamas, menyatakan bahwa keduanya memiliki tujuan yang sama untuk menghancurkan Israel.
Baca Juga:Sumedang Percepat Transformasi Digital Pemerintahan dengan 5 Langkah IniDinkes Sumedang Gelar Workshop untuk Lansia di GIM, Pensiunan Diajak Pahami dan Jaga Kesehatan
“Bedanya Hamas dan Otoritas Palestina itu, Hamas ingin menghancurkan Israel saat ini juga, dan Otoritas Palestina ingin melakukannya dalam beberapa tahap,” ungkapnya kepada Komite Hubungan Luar Negeri Knesset.
Netanyahu juga mengklaim bahwa Arab Saudi dan Uni Emirat Arab akan mendukung rekonstruksi Jalur Gaza setelah berakhirnya konflik antara Israel dan Hamas sejak 7 Oktober lalu.
Namun, klaim ini masih belum jelas, dan hingga saat ini tidak ada indikasi publik dari negara Teluk Arab yang bersedia menanggung tanggung jawab rehabilitasi dan pembangunan di Jalur Gaza pasca agresi Israel berhenti.
Pantau perkembangan selanjutnya mengenai konflik ini, terutama dalam hal respons Otoritas Palestina terhadap desakan Hamas dan klaim rekonstruksi Jalur Gaza oleh Israel.