sumedangekspres – TikTok dan GoTo Bersatu di Indonesia, Ancaman bagi Raksasa E-commerce Asia Tenggara, Kemarin, GoTo dan TikTok mengumumkan “kemitraan strategis yang saling menguntungkan” di Indonesia untuk melayani usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
TikTok dan GoTo Bersatu
Dalam laporan baru-baru ini, kemitraan strategis antara GoTo dan TikTok di Indonesia telah menimbulkan sorotan dalam dunia e-commerce di Asia Tenggara.
Kemitraan ini, yang diproyeksikan akan memberi dampak besar pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia, membentuk lebih dari 90% dari total pedagang bisnis di negara ini.
Baca Juga:Indonesia Lakukan Audit Terhadap Kemitraan E-Commerce Antara TikTok dan TokopediaPersahabatan Dony Ahmad Munir dengan Anies Baswedan, Ganjar, Mahfud, dan Cak Imin
GoTo, hasil dari penggabungan antara raksasa ride-hailing Indonesia, Gojek, dan platform e-commerce, Tokopedia, mengumumkan kesepakatan dengan TikTok yang menarik perhatian banyak pihak.
Hal ini menimbulkan tekanan pada dominasi e-commerce di kawasan, khususnya untuk pemain besar seperti Shopee yang akan dihadapkan pada tantangan baru dalam mempertahankan pangsa pasarnya.
Menurut analis senior ekuitas di Morningstar, Kai Wang, kesepakatan ini mengundang perhatian terhadap kerentanan Shopee dalam mempertahankan profitabilitasnya. Saham Sea yang terdaftar di AS bahkan turun 5,33% setelah pengumuman tersebut.
Salah satu bagian penting dari kesepakatan ini adalah penggabungan bisnis Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia ke dalam entitas Tokopedia yang lebih besar.
Dalam hal ini, TikTok akan memegang mayoritas saham sebesar 75,01%, dengan rencana menyuntikkan dana sebesar $1,5 miliar ke entitas tersebut.
Pengumuman ini disambut dengan beragam tanggapan.
Venugopal Garre, direktur manajemen di Bernstein, menyatakan bahwa tindakan GoTo melepaskan dominasinya dalam e-commerce kepada TikTok adalah sesuatu yang tidak diharapkan oleh pasar.
Pasar berharap GoTo dapat memonetisasi Tokopedia, bukan justru melepas kendali kepada TikTok.
Baca Juga:Kuliner Baru Sumedang: Sate Kambing dan Nasi Mandhi Khas Timur TengahSolusi Penurunan Angka Stunting di Sumedang Dengan Normalisasi Susu Sapi Perah Desa Sinddangalih di Sumedang
Langkah ini juga terjadi setelah Indonesia melarang e-commerce di platform media sosial pada Oktober, memaksa TikTok untuk menghentikan layanan e-commerce-nya, TikTok Shop.
Namun, dengan adanya kemitraan ini, TikTok kembali menguat dan menunjukkan ambisi untuk menjadikan platform ini sebagai pusat belanja online yang kuat di Indonesia.
Analisis dari Jianggan Li dari Momentum Works menyatakan bahwa TikTok Shop akan memiliki kendali penuh dalam operasional e-commerce, memberikan legitimasi lebih dalam pengoperasiannya. Ini juga menciptakan aliansi lokal yang berharga bagi TikTok.