Dewan Angkat Bicara Soal Demo

BERSUARA: Organisasi masyarakat balai musyawarah Indonesia (Bamuswari) saat melakukan aksi demo di PT Tirta Fresindo Jaya, anggota Mayora Group, Desa Tenjolaya, Cicalengka, Kabupaten Bandung, baru-baru ini.
BERSUARA: Organisasi masyarakat balai musyawarah Indonesia (Bamuswari) saat melakukan aksi demo di PT Tirta Fresindo Jaya, anggota Mayora Group, Desa Tenjolaya, Cicalengka, Kabupaten Bandung, baru-baru ini.
0 Komentar

sumedangekspres, CICALENGKA – Organisasi masyarakat balai musyawarah Indonesia (Bamuswari) melakukan aksi demo di PT Tirta Fresindo Jaya, anggota Mayora Group, Desa Tenjolaya, Cicalengka, Kabupaten Bandung. Mereka menilai perusahaan itu melakukan eksploitasi lingkungan dengan mengambil sumber daya alam tanpa perawatan ekosistem, baru-baru ini.

Pengunjuk rasa menuding PT Tirta Fresindo Jaya mengambil air secara berlebihan. Bamuswari mendesak perusahaan memberikan transparansi, terkait perizinan operasional dan batas pendayagunaan air yang dilakukan oleh pabrik.

Ketua Fraksi PDIP DPRD Kabupaten Bandung, Mochamad Luthfi Hafiyyan, menyatakan perlunya transparansi penggunaan air oleh industri di wilayah. Luthfi menyoroti pentingnya komunikasi perusahaan dengan anggota dewan.

Baca Juga:TNI Timbun Jalan BerlubangPemda Soroti Ancaman Bendung Cihamerang, Satgas Tol Cisumdawu Akan Menurunkan Tim Ahli

Luthfi atau Kang Upi mengecam kurangnya komunikasi PT Tirta Fresindo Jaya dengan wakil rakyat di Cicalengka.

“Saya menyayangkan ketidak pahaman terkait penyerapan tenaga kerja dan perizinan analisis dampak lingkungan (Amdal),” ucapnya.

Ia menegaskan perlunya interaksi dan keterbukaan dari pabrik. Ia menuntut agar pihak perusahaan tidak hanya menjalin komunikasi dengan wakil rakyat, tetapi juga terbuka terkait operasionalnya.

Ketua Bamuswari, Maman Abdurahman, menyampaikan bahwa berdirinya pabrik tersebut berdampak pada kesulitan air di beberapa wilayah.

“Pengambilan air berlebih oleh pabrik menyebabkan kekeringan semakin parah, terutama selama kemarau panjang pada 2023,” tegasnya.

Maman menyoroti kemarau terpanjang pada 2023 dan mengindikasikan bahwa El-Nino sebagai faktor penyebabnya. Namun, dia menekankan bahwa kelalaian manusia juga berkontribusi signifikan terhadap kekeringan dan perlu mendapatkan perhatian.

Bamuswari menuntut agar PT Tirta Fresindo Jaya menghentikan pengambilan air berlebih dan memberikan transparansi perizinan operasional serta batas pendayagunaan air.

Baca Juga:Jaga Longsor dengan Tanam PohonHaji Umuh Dukung Prabowo

“Sebaiknya PT Tirta Fresindo Jaya harus tanggung jawab terhadap lingkungan atas dampak lingkungan yang dilakukan oleh pabrik,” tuturnya. (kos)

0 Komentar