Guru Besar Antropologi Hukum UI: Debat Calon Wakil Presiden Kehilangan Substansi

Guru Besar Antropologi Hukum UI: Debat Calon Wakil Presiden Kehilangan Substansi
Guru Besar Antropologi Hukum UI: Debat Calon Wakil Presiden Kehilangan Substansi (ist/capture/yt)
0 Komentar

sumedangekspres – Sulistiyowati Irianto, Guru Besar Antropologi Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), menilai debat ke-empat calon wakil presiden yang seharusnya menjadi inti adu gagasan akhir pekan lalu kurang substansinya yang seharusnya merupakan pertarungan gagasan dan visi masa depan bangsa.

Sebagai antropologi hukum dan panelis dalam debat tersebut, Sulistiyowati menyoroti kurangnya perhatian terhadap isu-isu utama yang harus disorot dalam debat tingkat tinggi ini.

Menurutnya, para calon wakil presiden lebih memilih menonjolkan kekurangan dan perang tafsir dibandingkan memaparkan gagasan dan solusi konkrit atas permasalahan serius yang dihadapi Indonesia saat ini.

Baca Juga:Daftar Harga Bahan Pokok Jumat, 26 Januari 2024: Kenaikan dan Penurunan Terpantau di Tingkat NasionalIndonesia: Potensi Menjadi Pusat Industri Motor Listrik Dunia di 2030

Permasalahan sulit seperti masyarakat adat, lingkungan hidup, dan pembangunan berkelanjutan yang harus diatasi, dianggap hanya berlatar belakang marginal.

Sulistiyowati mengingatkan, permasalahan tersebut sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia sehingga harus menjadi pusat perhatian dalam perbincangan para calon pemimpin.

Sulistiyowati, yang juga terlibat dalam penyusunan pertanyaan sebagai salah satu panelis, menjelaskan bahwa pihak panelis telah berusaha keras untuk menghasilkan pertanyaan-pertanyaan berkualitas.

Penyusunan pertanyaan dilakukan dengan merujuk pada data yang valid dan akurat, sehingga diharapkan jawaban dari para calon wakil presiden dapat memberikan pemahaman mendalam dan memiliki substansi yang kuat.

Namun, sayangnya, menurut Sulistiyowati, debat tersebut justru gagal memenuhi harapan untuk menjadi wadah penyampaian gagasan dan solusi konkret.

Calon wakil presiden terkesan lebih memilih membangun citra dan mendapatkan simpati publik melalui berbagai gimik, daripada membahas secara serius isu-isu krusial yang dihadapi oleh bangsa.

Dengan demikian, Sulistiyowati menyimpulkan bahwa debat calon wakil presiden seolah-olah kehilangan perawakannya atau stature-nya sebagai ajang serius untuk menunjukkan kebolehan dan kematangan calon pemimpin.

Baca Juga:Kontroversi Pernyataannya Terhadap Gibran, Mahfud MD Dilaporkan ke Bawaslu oleh Advokat Pengawas PemiluMewaspadai Ancaman Kejahatan Siber: Polda Jabar Ingatkan Masyarakat di Tengah Kampanye Pilpres 2024

Debat formasi yang semestinya menjadi panggung untuk menggali gagasan-gagasan inovatif dan solusi-solusi berkelanjutan, kini terkesan lebih sebagai ajang pamer dan mencari dukungan melalui strategi publikitas yang cenderung dangkal.***

Demikian merupakan artikel pembahasan mengenai Guru Besar Antropologi Hukum UI: Debat Calon Wakil Presiden Kehilangan Substansi.

0 Komentar