sumedangekspres – Election Stress Disorder sering dikaitkan dengan stres pemilu, yang kini tinggal menghitung hari untuk hari pemilihan.
Election Stress Disorder (ESD) mungkin bukanlah diagnosis medis resmi, tetapi stres yang terkait dengan periode pemilu dapat memberikan dampak yang signifikan pada kesejahteraan mental masyarakat.
Dr. Seawell, seorang pakar kesehatan mental, menegaskan bahwa stres terkait pemilu dapat muncul dengan cara yang mirip dengan stres pada waktu-waktu lain dalam hidup kita.
Baca Juga:Manfaat Cuka Apel untuk Kesehatan Kulit dan Cara Mudah Membuatnya!Diet yang Tidak Sehat dan Salah Bisa Berbahaya Bagi Tubuh, Hati-hati!
Meskipun mungkin tidak terdaftar dalam buku pegangan medis, ESD dapat menyebabkan gangguan dan ketidakseimbangan dalam rutinitas sehari-hari.
Gejala ESD dapat bervariasi, termasuk kesulitan tidur yang signifikan karena kekhawatiran terkait debat capres atau dampak berita pemilu terhadap pikiran Anda.
Stres ini juga dapat menciptakan gangguan mental yang merugikan, dipicu oleh informasi-informasi politik yang intens.
Ketidaknyamanan seputar pemilu juga dapat memicu kegelisahan, terutama jika Anda khawatir tertinggal berita terbaru atau terlalu sering memeriksa ponsel untuk mendapatkan pembaruan setiap saat.
Kebiasaan ini tidak hanya dapat mengganggu produktivitas, tetapi juga dapat merusak keseimbangan psikologis.
Stres pemilu dapat membuat seseorang menjadi gelisah dan mudah tersinggung.
Kecemasan mungkin muncul ketika Anda berada di dekat individu dengan pandangan politik berbeda, menciptakan ketakutan bahwa percakapan tentang topik politik akan memuncak menjadi konflik.
Adapun gejala lain yang bisa dirasakan ketika anda mengalami ESD diantaranya:
Baca Juga:Mengapa Hampir Setengah Orang Indonesia Cenderung Melibatkan Emotional Eating Ketika Sedang Emosi dan Stres?Demi Gaya Rela Pasang Behel Palsu? Ini Resikonya!
- Mengalami gangguan pencernaan, termasuk sakit perut dan asam lambung
- Sakit kepala atau pusing
- Sulit tidur atau memiliki kualitas tidur yang buruk
- Gelisah, ketakutan, dan mengalami gangguan cemas
Menurut salah satu prikiater, orang dengan gangguan ESD akan memiliki kewaspadaan yang tinggi sehingga akan berusaha terus menerus untuk mencari berita dan informasi dari media sosial atau platform lainnya.
Hal ini dapat mengganggu hubungan sosial dan merugikan kesehatan mental secara keseluruhan.
Selain itu, adanya media sosial dan teknologi yang terus berkembang memainkan peran besar dalam meningkatkan stres pemilu.
Informasi yang terus-menerus membanjiri media sosial dapat meningkatkan ketidakpastian dan kecemasan.
Komentar-komentar politik yang intens dan perdebatan yang memanas dapat menciptakan lingkungan online yang tidak sehat, memperburuk gejala ESD.