Kemudian Plt. Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Gandjar Yudniarsa menjelaskan, berdasarkan Angka Tetap (ATAP) Tahun 2022, proporsi kepemilikan area perkebunan di Jawa Barat masih didominasi oleh Perkebunan Rakyat dengan persentase 80,62%.
Sementara, berdasarkan total luas lahan perkebunan di Provinsi Jawa Barat dalam 10 tahun terakhir, terjadi rata-rata penurunan sebesar 0,58% tiap tahunnya.
Hal ini berbanding terbalik apabila hanya dilihat dari sektor perkebunan rakyat saja. Secara luasan, luas tanaman perkebunan rakyat mengalami peningkatan rata-rata sebesar 0,15% tiap tahunnya.
Baca Juga:Wow! 99% Total Transaksi BRI Dilakukan Secara DigitalAtasi Masalah Sampah & Jaga Kelestarian Lingkungan, BRI Peduli ‘Yok Kita Gas’’ Berhasil dijalankan di 40 Kota
“Hal ini menunjukan, terdapat potensi yang bisa terus dikembangkan dan didorong dari sektor perkebunan rakyat,” katanya.
Menurut Gandjar, Rencana Strategis Dinas Transisi Perkebunan Provinsi Jawa Barat tahun 2024-2026, diharapkan akan mampu menjawab tantangan subsektor perkebunan khususnya perkebunan rakyat kedepannya.
“Antara lain, tantangan penyediaan pangan, mitigasi akan dampak perubahan iklim global, standardisasi baku mutu produk perkebunan dan kemudahan dan kepastian distribusi/pengangkutan dan pemasaran produk perkebunan,” paparnya.
Selanjutnya, Gandjar menyatakan, Forum Dinas Perkebunan kali ini akan mampu mempertajam strategi, arah kebijakan, tujuan dan sasaran, khususnya untuk Rencana Kerja Tahun 2025. Sekaligus mengharmonisasi hal tersebut dengan stakeholder agar kegiatan yang disusun tepat sasaran.