Badai Deras di Sumedang, Dua Rumah Warga Rubuh di Lingkungan Darangdan RW08

Badai Deras di Sumedang, Dua Rumah Warga Rubuh di Lingkungan Darangdan RW08
Badai Deras di Sumedang, Dua Rumah Warga Rubuh di Lingkungan Darangdan RW08(doc.fdl)
0 Komentar

sumedangekspres – Badai Deras di Sumedang, Dua Rumah Warga Rubuh di Lingkungan Darangdan RW08, Pada tanggal 25 Februari 2024, tengah malam menjelang subuh, kota Sumedang di Jawa Barat diguncang oleh badai deras yang mengakibatkan kerusakan yang cukup parah di sejumlah wilayah.

Dua Rumah Warga Rubuh di Lingkungan Darangdan

Salah satu wilayah yang paling terpukul adalah Lingkungan Darangdan RW08, yang terletak di bagian selatan kota Kulon, Kabupaten Sumedang. 

Badai yang terjadi pada jam 02 subuh itu menyebabkan drainase di sekitar lingkungan tersebut tidak mampu menampung debit air yang tinggi, akibatnya dua rumah roboh ke sungai.

Kondisi Lokal

Baca Juga:Keindahan Alami Wisata Situ Cilemang, Pesona Biru yang MemikatMenikmati Pesona Alam dan Kuliner di Wisata Tegal Jarong, Sumedang

Lingkungan Darangdan RW08, meskipun merupakan salah satu bagian dari kota Kulon yang berkembang pesat, masih memiliki infrastruktur yang rentan terhadap bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Drainase yang ada seringkali tidak mampu menangani curah hujan yang tinggi, terutama saat terjadi badai deras seperti yang terjadi pada tanggal 25 Februari 2024. Kondisi topografi yang cenderung miring juga menjadi faktor yang memperparah situasi ini.

Dampak Badai

Badai deras yang melanda Lingkungan Darangdan RW08 pada jam 02 subuh itu meninggalkan dampak yang menghancurkan.

Dua rumah warga setempat roboh ke sungai akibat erosi yang disebabkan oleh air hujan yang deras dan volume air sungai yang meningkat secara drastis. 

Selain itu, jalan-jalan di sekitar lingkungan tersebut juga tergenang air, mengakibatkan akses terputus bagi sejumlah warga yang hendak meninggalkan lingkungan tersebut untuk mencari perlindungan.

Respons Pemerintah dan Relawan

Menyikapi kondisi darurat akibat badai tersebut, pemerintah setempat beserta relawan segera merespons dengan cepat.

Tim pemadam kebakaran, tim SAR (Search and Rescue), dan tim medis dikerahkan ke lokasi untuk melakukan evakuasi dan memberikan pertolongan pertama kepada korban-korban yang terdampak. 

Selain itu, posko darurat juga didirikan untuk memberikan bantuan logistik dan tempat penampungan bagi warga yang kehilangan tempat tinggal.

Upaya Pemulihan

Baca Juga:Sejarah Tanjung Duriat yang Jadi Tempat WisataMenjejak Sejarah Tahura Gunung Palasari, Keindahak Alam Pinus

Setelah evakuasi dan pertolongan pertama dilakukan, fokus selanjutnya adalah pada upaya pemulihan dan rehabilitasi lingkungan.

Tim dari dinas lingkungan hidup serta organisasi non-pemerintah yang peduli lingkungan bekerja sama untuk membersihkan sungai dari material-material puing dan sampah yang terbawa oleh banjir, serta melakukan perbaikan pada sistem drainase yang rusak. 

0 Komentar