Puting Beliung Cimanggung Bukan Kategori Tornado

Puting Beliung Cimanggung Bukan Kategori Tornado
Puting Beliung Cimanggung Bukan Kategori Tornado
0 Komentar

sumedangekspres, JATINANGOR – Fenomena alam yang merusak wilayah Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung, merupakan akibat dari angin puting beliung dan bukan tornado. Hal tersebut diungkapkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

 

Sebelumnya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sempat mengklasifikasikan peristiwa bencana alam tersebut sebagai fenomena tornado, namun BMKG menegaskan bahwa hal tersebut adalah angin puting beliung.

 

 

“Angin kencang yang melanda merupakan dampak dari pembentukan kumulonimbus (CB), yang mengakibat8kan terjadinya puting beliung,” ujar Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu.

 

Baca Juga:Dua Mahasiswa Unpad Jatinangor Meninggal Dunia Akibat Tersambar PetirDemi Beras Murah Warga Harus Antre Panjang

Diketahui, fenomena puting beliung terjadi di wilayah Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, serta dua wilayah di Kabupaten Sumedang, yaitu Kecamatan Jatinangor dan Cimanggung, menimbulkan kerusakan signifikan.

 

Rahayu menjelaskan, puting beliung secara visual terlihat sebagai angin kencang yang berputar, dengan kecepatan tinggi menyerupai belalai, seringkali menyebabkan kerusakan di sekitarnya.

 

“Meskipun puting beliung dapat menimbulkan kerusakan, tidak setiap pembentukan awan kumulonimbus akan menghasilkan fenomena ini. Tergantung pada kondisi atmosfer yang labil,” jelasnya.

 

Dikatakan, BMKG mencatat, fenomena puting beliung umumnya terjadi pada periode peralihan musim, namun tidak menutup kemungkinan terjadi juga di musim hujan.

 

BMKG menegaskan, fenomena yang terjadi di Kabupaten Bandung dan Sumedang tidak memenuhi kriteria tornado, meskipun ada kemiripan visual dengan puting beliung.

 

Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena puting beliung telah beberapa kali terjadi di wilayah Bandung dan sekitarnya, menimbulkan kerusakan pada bangunan dan infrastruktur.

 

BMKG mengimbau, agar istilah yang digunakan dalam menggambarkan fenomena alam tersebut sesuai dengan yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia, untuk menghindari kebingungan dan kehebohan yang tidak perlu.

 

Baca Juga:Pemkab Segera Basmi Bank EmokKorban Bencana Belindung di Tenda

“Penting untuk memahami perbedaan antara tornado dan puting beliung, serta menggunakan istilah yang tepat untuk menggambarkan fenomena alam yang terjadi,” paparnya. (Kos)

0 Komentar