Dampak Perubahan Iklim Terhadap Wabah Kolera: Sorotan dari WHO

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Wabah Kolera: Sorotan dari WHO
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Wabah Kolera: Sorotan dari WHO (ist/wikipedia)
0 Komentar

sumedangekspres – Dampak Perubahan Iklim Terhadap Wabah Kolera: Sorotan dari WHO.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengindikasikan bahwa wabah kolera yang merajalela di berbagai belahan dunia memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan perubahan iklim.

Kate O’Brien, Direktur Imunisasi, Vaksin, dan Biologi WHO, menggarisbawahi pentingnya pemahaman ini, mengutip laporan dari Antara pada Kamis (21/3/2024).

Menurut O’Brien, pengetahuan yang dimiliki WHO menunjukkan bahwa wabah kolera yang terjadi saat ini sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi darurat akibat perubahan iklim, situasi konflik, dan penurunan akses terhadap air bersih serta sanitasi yang layak.

Baca Juga:230 Orang Tewas Karena Wabah Kolera di Kongo, Apa itu Kolera? Ini Penyebab, Tanda, Pengobatan, dan PencegahanKongo Darurat: Wabah Kolera Terparah dalam 5 Tahun Terakhir

Dia menekankan bahwa mencegah kolera tidak hanya tentang vaksinasi, meskipun vaksin memiliki peran penting sebagai langkah preventif ketika penyakit sudah menyerang.

Dia juga menyampaikan keprihatinan atas wabah campak yang sedang mengancam dunia saat ini, di tengah perubahan iklim dan krisis kemanusiaan yang terjadi di beberapa wilayah.

O’Brien menegaskan bahwa pencegahan melalui imunisasi menjadi lebih vital daripada sebelumnya dalam menghadapi tantangan kesehatan global, terutama dalam merespons patogen baru seperti yang terjadi dalam pandemi Covid-19.

Lebih lanjut, O’Brien mengungkapkan bahwa kelompok ahli WHO, SAGE (Strategic Advisory Group of Experts), telah memulai tinjauan terhadap vaksin baru untuk tuberkulosis, serta meninjau beberapa vaksin lainnya untuk pencegahan TBC pada kelompok remaja dan orang dewasa.

TBC, menurutnya, masih menjadi salah satu penyakit dengan dampak kematian yang sangat signifikan di seluruh dunia.

Terkait hambatan dalam akses terhadap vaksin, O’Brien menyoroti bahwa masalah utamanya bukanlah disinformasi, seperti yang terjadi selama pandemi Covid-19, melainkan ketersediaan vaksin di beberapa daerah.

Dia menjelaskan bahwa banyak orang tidak mendapatkan vaksin bukan karena kurangnya informasi atau kesadaran, tetapi karena kendala seperti jam buka klinik yang tidak sesuai, jarak tempuh yang jauh, dan kualitas layanan yang tidak memadai.

Baca Juga:Menyiram Tanaman Hidroponik Setiap Hari, Perlukah?Cara Merawat Tanaman Hidroponik: Panduan Praktis untuk Keberhasilan Tanaman

Dengan demikian, upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap wabah kolera, campak, dan penyakit menular lainnya tidak dapat dilepaskan dari konteks perubahan iklim dan situasi kemanusiaan yang berubah dengan cepat di berbagai belahan dunia.

0 Komentar