Kongo Darurat: Wabah Kolera Terparah dalam 5 Tahun Terakhir

Kongo Darurat: Wabah Kolera Terparah dalam 5 Tahun Terakhir
Kongo Darurat: Wabah Kolera Terparah dalam 5 Tahun Terakhir (ist/ipol.id)
0 Komentar

sumedangekspres – Kongo Darurat: Wabah Kolera Terparah dalam 5 Tahun Terakhir.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Republik Demokratik Kongo (Kongo) kini mengalami wabah kolera terburuk sejak tahun 2017.

Data yang dirilis mencatat sekitar 50.000 kasus dugaan dan 470 kematian akibat kolera pada tahun 2023, sebuah statistik yang memprihatinkan.

Perwakilan WHO untuk Kongo, Boureima Hama Sambo, menyampaikan keprihatinan ini dalam sebuah konferensi pers PBB yang diadakan di Jenewa, dimana dia berpartisipasi secara virtual.

Baca Juga:Menyiram Tanaman Hidroponik Setiap Hari, Perlukah?Cara Merawat Tanaman Hidroponik: Panduan Praktis untuk Keberhasilan Tanaman

Sambo menjelaskan bahwa risiko penyebaran kolera sangat tinggi terutama di lokasi pengungsi internal, dimana kondisi kehidupan sangat memprihatinkan dengan ketersediaan air, layanan sanitasi, dan kebersihan yang tidak memadai.

Kondisi ini memfasilitasi penyebaran kolera dengan cepat di antara penduduk.

Selain wabah kolera, Kongo juga sedang menghadapi epidemi campak terbesar sejak tahun 2019, dengan hampir 28.000 kasus dan 750 kematian yang tercatat hingga tahun 2024.

Kombinasi antara penyakit campak dan masalah malnutrisi berdampak serius pada kesehatan anak-anak balita.

Kurangnya akses terhadap vaksin dan layanan imunisasi semakin memperburuk situasi ini.

Tak hanya itu, Kongo juga telah mengalami wabah antraks dan penyakit lainnya selama beberapa bulan terakhir.

Sambo menyebutkan bahwa wabah cacar monyet juga semakin meningkat di seluruh negeri dalam setahun terakhir. 

Angka yang tercatat menunjukkan bahwa hampir 4.000 kasus dugaan dan 271 kematian telah terjadi pada tahun 2024.

Baca Juga:Membudidayakan Tanaman Hidroponik: 14 Pilihan Tanaman Hidroponik Mudah dan Cepat PanenMitos atau Fakta? Dampak Air Hujan pada Tanaman Hidroponik

Dalam situasi yang semakin genting ini, lebih dari dua pertiga kasus dilaporkan terjadi pada anak-anak, yang mana anak-anak balita memiliki risiko kematian yang lebih tinggi.

Perwakilan WHO ini juga memperingatkan akan risiko perluasan geografis wabah, dengan hampir semua provinsi di Kongo, termasuk Kinshasa, melaporkan kasus kolera.

Hal ini juga membawa ancaman ekspansi ke negara-negara tetangga dan wilayah sekitarnya.

Kondisi darurat ini menuntut tanggapan cepat dan komprehensif dari pemerintah setempat dan organisasi kesehatan internasional.

Upaya pencegahan penyebaran penyakit dan penanganan kasus-kasus yang ada harus diperkuat secara signifikan untuk mengatasi krisis kesehatan yang sedang terjadi di Kongo.

Demikian pembahasan mengenai Kongo Darurat: Wabah Kolera Terparah dalam 5 Tahun Terakhir.***

0 Komentar