sumedangekspres – Sejumlah pegawai Google baru-baru ini menunjukkan keberanian mereka dengan menggelar aksi protes yang menentang kontrak perusahaan raksasa tersebut dengan pemerintah Israel.
Aksi ini bukan sekedar pemaksaan biasa, namun merupakan bentuk nyata dari suara kemanusiaan dalam industri teknologi.
Demo pro-Palestina yang digelar di sejumlah kantor Google oleh pegawainya sendiri merupakan bukti kepedulian mereka terhadap situasi yang memprihatinkan di Palestina.
Baca Juga:Keberhasilan Jepang dan Korea Selatan Sementara Arab Saudi Menjadi Kepala Grup di Piala Asia U-23 2024Pengamat: Duet Dony-Rossa Butuh Ikhtiar Ekstra
Namun, yang lebih mencengangkan adalah konsekuensi dari tindakan tersebut, yakni pemecatan 28 pegawai.
Meskipun menghadapi risiko yang besar, para pegawai tersebut tetap teguh pada keyakinan mereka akan keadilan dan perdamaian.
Mereka memperlihatkan pemandangan mereka dengan memegang poster bertuliskan “Google menentang Genosida,” sebuah ungkapan yang menggambarkan kecaman terhadap serangan Israel di Gaza.
Aksi tersebut bukan sekadar menyoroti perjanjian bisnis, namun juga merupakan seruan untuk bertindak secara moral dalam menghadapi isu-isu global yang berdampak pada kesejahteraan.
Demo tersebut tidak hanya dipicu oleh aktivis, tetapi juga melibatkan sejumlah pegawai di kantor Google di berbagai kota besar seperti New York, Seattle, dan California.
Mereka menuntut Google untuk membatalkan proyek senilai Rp19,4 triliun dengan pemerintah Israel sebagai bentuk penolakan terhadap kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia.
Peristiwa ini menggambarkan bahwa dalam era digital yang serba terhubung, tidak hanya perusahaan teknologi yang memiliki pengaruh, tetapi juga individu-individu di dalamnya.***