sumedangekspres – Sejarah Awal Mula Situ Patenggang Pertemuan Antara Prabu Kian Santang dan Dewi Rengganis
Situ Patenggang adalah danau yang terletak di Rancabali, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Nama Situ Patenggang diambil dari bahasa Sunda yang artinya “saling mencari telaga”.
Asal usul Situ Patenggang berkaitan dengan kisah cinta di masa Kerajaan Siliwangi, yaitu tentang Prabu Kian Santang dan Dewi Rengganis. Prabu Kian Santang adalah putra dari Prabu Siliwangi.
Baca Juga:Seru dan Menarik!, 5 Aktivitas yang Bisa Kamu Lakukan Saat Liburan Ke-Situ PatenggangObjek Wisata Situ Patenggang, Cocok Untuk Menghabiskan Waktu Hari Libur Kalian Dengan Keluarga
Kala itu, Prabu Kian Santang menjadi panglima kerajaan karena kesukaannya terhadap ilmu bela diri. Di sisi lain, Dewi Rengganis berasal dari rakyat biasa, tetapi diduga termasuk sosok yang cantik jelita.
Kehidupan Prabu Kian Santang dan Dewi Rengganis selalu penuh dengan cinta, sampai akhirnya Prabu Kian Santang mendapatkan amanat dari kerajaan agar menumpas pemberontakan yang kala itu mengancam keberadaan Kerajaan Siliwangi.
Saat melepas kepergian Prabu Kian Santang ke medan perang, mereka berdua berjanji agar tetap setia. Di samping itu, Prabu Kian Santang juga menitipkan istrinya kepada sahabatnya, Sanopati Layung dan Sanopati Agor.
Menurut kisah masyarakat, Dewi Rengganis menunggu kepulangan Prabu Kian Santang sampai berbulan-bulan. Sampai akhirnya, Dewi Rengganis mendapatkan amanat gaib untuk bertapa di hutan agar bisa bertemu Prabu Kian Santang.
Tempat bertapanya tersebut adalah di Batu Cinta yang kini menjadi daya tarik utama di lokasi wisata Situ Patenggang. Beberapa bulan kemudian, Prabu Kian Santang pulang, tetapi tidak menemukan Dewi Rengganis.
Akhirnya, Sanopati Layung dan Sanopati Agor menyampaikan bahwa istrinya sedang bertapa di hutan. Sayangnya, ketika Raden Kian Santang mencarinya, Dewi Rengganis tidak terdapat di hutan.
Di sisi lain, Dewi Rengganis bertemu dengan Sanopati Layung dan Sanopati Agor. Mereka menyampaikan pula bahwa suaminya menyusulnya ke hutan. Namun, saat menyusulnya, Dewi Rengganis tidak menjumpai Prabu Kian Santang, sehingga mereka saling mencari.
Baca Juga:Motif Batik Mahkota Binokasih Ciri Khas Sumedang yang Terinspirasi Dari Kerajaan Sumedang LarangApakah Hewan Lumba-lumba Termasuk Hewan Mamalia?, Cara Berkembang biak Hewan Lumba-lumba
Peristiwa tersebutlah yang membuat lokasi tersebut disebut dengan “Patenggang” atau pateangan-teangan (mencari). Akhirnya, mereka saling bertemu di Batu Cinta dan melepas rasa rindunya.
Dewi Rengganis pun menangis tersedu-sedu karena bertemu dengan suaminya, hingga tangisannya membanjiri wilayah tersebut dan membentuk danau. Oleh sebab itu, wilayah tersebut dinamakan Situ Patenggang.(*)