sumedangekspres – Dampak positif dan tantangan baru yang muncul dalam era keterbukaan informasi terkait kesehatan mental, terutama di kalangan generasi muda.
Meskipun meningkatnya percakapan terbuka mengenai kecemasan, depresi, dan masalah mental lainnya di media sosial mengurangi stigma negatif, namun ada masalah baru yaitu self diagnose atau upaya mendiagnosis diri sendiri berdasarkan informasi dari internet.
Self diagnose atau diagnosis diri sendiri adalah saat seseorang mencoba menilai kondisi kesehatan mental mereka sendiri tanpa bantuan profesional. Ini sering terjadi ketika seseorang mencari informasi dari berbagai sumber seperti artikel online, mengikuti kuis di media sosial, atau mencocokkan gejala yang mereka alami dengan deskripsi gangguan mental tertentu.
Baca Juga:8 Manfaat Air Kelapa, Cocok di Konsumsi Ketika Cuaca PanasMinuman Segar Cocok Ketika Cuaca Panas Saat Ini
Praktik self diagnosis ini berpotensi berbahaya karena individu hanya mengandalkan pengetahuan dan pengalaman pribadi mereka sendiri, tanpa validasi dari profesional kesehatan mental. Asumsi yang dibuat dalam self diagnosis bisa jadi tidak akurat atau bahkan keliru. Tanpa evaluasi dan diagnosa yang tepat dari seorang profesional, self diagnose dapat mengarah pada kesimpulan yang salah dan keputusan yang tidak tepat dalam mengelola kesehatan mental.
Bahaya self diagnosis kondisi kesehatan mental sangatlah besar. Situasi ini bisa memperburuk kondisi kesehatan mental atau bahkan membuatnya sulit untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Melakukan self diagnosis juga dapat meningkatkan tingkat kecemasan dan depresi seseorang, serta meningkatkan risiko perilaku berbahaya seperti menyakiti diri sendiri atau bahkan mencoba bunuh diri.
Selain berdampak pada diri sendiri, proses self diagnosis juga dapat menimbulkan stres dan kecemasan pada orang-orang terdekat. Orang-orang terdekat bisa menjadi lebih khawatir jika ada anggapan bahwa seseorang memiliki penyakit mental, meskipun mungkin tidak sepenuhnya benar.
Lebih lanjut, stigma negatif di masyarakat terkait dengan masalah kesehatan mental dapat membuat seseorang merasa malu atau enggan untuk mencari bantuan dari psikolog atau psikiater. Hal ini dapat memperburuk perkembangan kondisi kesehatan mental seseorang dan membuatnya lebih sulit untuk diobati dengan tepat.
Untuk mengatasi risiko dan bahaya yang terkait dengan self diagnosis kondisi kesehatan mental, penting untuk menghubungi psikolog dan psikiater yang berkualifikasi.(*)