sumedangekspres, KOTA – Calon Wakil Bupati Sumedang no urut 2 Muhammad Fajar Aldila mengatakan pihaknya mempunyai program untuk merevitalisasi pasar. Mungkin tidak hanya seperti di Pasar Tumpah, tetapi secara keseluruhan pasar-pasar di Sumedang.
“Namun, sebelum kita masuk ke fase tersebut bagaimana kita bisa meluruskan atau melancarkan siklus ekonomi di Sumedang ini. Karena buat apa kita punya pasar bagus tetapi tidak ada daya belinya. Itu yang akan menjadi sumber masalah,” kata Fajar kepada Sumeks seusai meninjau Pasar Tumpah di Kota Sumedang, Minggu (6/10).
Dia mengajak agar semua pihak segera membuka atau memperluas lapangan pekerjaan yang ada di Sumedang. Dengan konotasi dibawahnya 70 persen adalah warga lokal. Ditegaskan, mungkin itu nanti dil-dilan antara pemerintah dengan para investor yang masuk.
Baca Juga:Eni Janjikan Perubahan untuk Cimanggung: Benahi Ekonomi, Pendidikan dan Kesehatan Rutilahu Ringankan Beban Ajih Warga Desa Sirnamulya
“Namun apabila pemerintahnya benar-benar berjuang untuk masyarakatnya, Insya Allah saya yakin itu bisa terkabul,” jelasnya.
Dia mengakui, pasar tumpah mempunyai potensi untuk bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Tetapi masih ada beberapa tenan yang lesu.
“Mungkin disana lebih banyak yang laku berupa sayur dan kuliner masyarakat lainnya. Namun yang UMKM seperti baju, sandang dan lain-lain menurut saya masih jauh. Itu harus disikapi pemerintah untuk mencari solusinya,” paparnya.
Terkait potensi anak muda di Sumedang, Fajar mengakui sangat luar biasa. Dirinya melihat semua sudah memasuki gen milenial, sudah ada gen z, mungkin kedepannya gen Alfa.
“Kalau kita bisa melihat Gen Z ini kan masya Allah sekali, lebih berani speak up. Dan kalau saya sendiri kalau masih kecil dulu masih tahan mental ketika dimarahi, Gen Z ini mungkin kebanyakan lebih gampang terkena hal-hal seperti yang membuatnya stress atau depresi,” katanya.
Namun untuk pemilihan dan kontestasi di Pilkada, lanjut dia, dirinya meyakini kaum Gen Z tidak tertarik dengan yang namanya serangan fajar atau money politik.
“Karena saya liat mereka sudah mempunyai ketentuan dan cara pandang sendiri terkait bagaimana mereka akan memilih pemimpin di masa datang,” katanya. (bim)