sumedangekspres, TANJUNGSARI – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang tengah meningkat di berbagai daerah berimbas ke pasar hewan Tanjungsari dan telah memberikan dampak signifikan terhadap aktivitas perdagangan. Kondisi tersebut membuat penjualan hewan seperti sapi hampir sepenuhnya terhenti.
Kepala UPTD Pasar Hewan Tanjungsari, Rani Haryono, mengungkapkan, saat ini pasar ternak besar sepi dari pedagang maupun pembeli.
“Untuk ternak besar seperti sapi, saat ini tidak ada pedagang ataupun pembelinya. Yang masih ada hanyalah ternak kecil seperti kambing dan domba,” jelas Rani, Kamis (25/1).
Baca Juga:Polisi Berikan Pembinaan Mahasiswa KKN di Desa GirimuktiPengajian Rutin di Sindangpakuon Jadi Momentum Kebersamaan
Pasar hewan Tanjungsari sendiri tetap beroperasi setiap hari pasar, yakni setiap Selasa dan Sabtu. Meski demikian, Rani menegaskan, aktivitas perdagangan saat ini sangat terbatas.
“Sampai ada instruksi lebih lanjut dari pimpinan, pasar tetap buka meskipun yang dijual hanya ternak kecil,” tambahnya.
Langkah pencegahan penyebaran PMK juga menjadi perhatian utama pihak pengelola pasar. Rani menjelaskan, pihaknya secara rutin membersihkan area pasar dan menyemprotkan desinfektan untuk mencegah penularan penyakit yang dapat menyerang ternak.
“Kami terus berupaya menjaga kebersihan pasar. Penyemprotan desinfektan dilakukan secara berkala untuk meminimalisir risiko penyebaran penyakit, khususnya bagi ternak yang masih dipasarkan,” ujar Rani.
Meski demikian, kondisi tersebut menimbulkan keprihatinan bagi para peternak dan pedagang yang menggantungkan hidup dari perdagangan ternak besar. Sepinya transaksi menyebabkan mereka kehilangan pendapatan secara drastis.
Wabah PMK yang menyerang ternak besar seperti sapi ini juga menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat, baik peternak maupun pembeli. Pemerintah diharapkan segera mengambil langkah-langkah strategis untuk menanggulangi penyebaran penyakit ini, sehingga pasar ternak dapat kembali normal dan ekonomi peternakan di Sumedang pulih.(kos)