sumedangekspres, KOTA – Menjelang Hari Raya Idulfitri, angkutan kota (angkot) di Sumedang mengalami penurunan jumlah penumpang. Para sopir angkot mengeluhkan kondisi tersebut, yang dinilai jauh berbeda dibandingkan tahun sebelumnya.
Jaja, salah seorang sopir angkot, mengungkapkan, kondisi angkot tahun ini lebih sepi dibandingkan tahun lalu.
“Tahun kemarin angkot masih ramai, tapi sekarang sepi sekali,” ujarnya kepada Sumeks, Senin (24/3).
Baca Juga:Jalan Leucir Ekonomi Warga Desa Citaleus NgalirODGJ Bikin Resah Masyarakat Desa Sindanggalih
Menurut para sopir, angkutan umum di Sumedang semakin kehilangan penumpang, terutama menjelang Lebaran. Jika pada hari biasa masih ada penumpang yang cukup, kini jumlahnya menurun drastis.
“Karena sepi, banyak sopir angkot yang berniat menjual kendaraan mereka. Tapi sekarang pun menjual angkot tidak mudah, karena peminatnya juga berkurang,” kata Jaja.
Selain faktor ekonomi yang sulit, kehadiran transportasi berbasis aplikasi seperti Gojek dan Grab juga dinilai berdampak pada penurunan penumpang angkot.
“Sejak ada ojek online, penumpang angkot semakin sedikit. Seharusnya ada kebijakan yang membatasi jam operasional transportasi online, agar sopir angkot juga masih punya kesempatan mendapat penumpang,” tambahnya.
Menurutnya, anak sekolah yang dulu sering menggunakan angkot kini lebih memilih transportasi online.
“Dulu anak sekolah banyak naik angkot, sekarang mereka lebih memilih ojek online. Bahkan ada yang membawa motor sendiri meskipun belum cukup umur,” keluhnya.
Para sopir angkot berharap pemerintah daerah dapat mengambil kebijakan untuk menyeimbangkan persaingan antara angkutan umum konvensional dan transportasi online.
Baca Juga:Kampung Ramadan Masjid Agung Sumedang, Bantu Perekomian Warga SekitarKejari Sumedang Pulihkan Puluhan Miliar Uang Daerah
“Angkot sudah lama menjadi transportasi utama masyarakat, tapi sekarang mulai tergeser. Kami berharap ada kebijakan yang lebih adil agar angkot bisa tetap bertahan,” pungkasnya. (kki)