RADAR JABAR – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan kritik tajam terhadap sikap negara-negara Barat dalam Forum Diplomasi Antalya 2025 di Turki, Jumat (11/4). Ia menyoroti penerapan standar ganda dalam merespons isu hak asasi manusia, khususnya terkait tragedi kemanusiaan yang tengah berlangsung di Gaza, Palestina.
Dalam forum tersebut, Prabowo mengungkapkan kekecewaannya terhadap ketidakkonsistenan negara-negara Barat yang sebelumnya aktif mengampanyekan prinsip-prinsip demokrasi dan HAM ke berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia. Namun kini, ketika pelanggaran HAM terjadi secara terbuka di Palestina, banyak dari mereka memilih bungkam.
“Banyak negara barat datang ke Indonesia 30 tahun lalu dan mengajari kami tentang HAM, demokrasi. Kami belajar dari mereka. Tapi, sekarang, saat kita semua melihat pelanggaran HAM terang-terangan di depan mata, banyak dari mereka justru diam,” ujar Prabowo saat menyampaikan pandangannya secara daring dari Jakarta.
Baca Juga:AWG Dukung Fatwa Jihad Bela Gaza, Desak Tindakan Konkret Pemerintah IndonesiaPejabat Eselon 2 dan 3 di Sumedang Harus Punya Indung Asuh dan Santuni Anak Yatim
Menurut Presiden, sikap diam negara-negara Barat yang selama ini mengklaim sebagai penjaga nilai-nilai universal telah membuka mata negara-negara di kawasan global selatan. Ia menyebut fenomena ini sebagai momen kebangkitan kesadaran baru.
“Ini menyedihkan, tetapi ini membangunkan kami. Kami jadi sadar, oh, begitu ya?” lanjutnya.
Prabowo menekankan bahwa krisis kemanusiaan di Gaza bukan hanya persoalan hubungan internasional, melainkan juga mencerminkan kegagalan sistem global dalam menegakkan keadilan dan nilai-nilai kemanusiaan.
SUMBER: ANTARA